Ribuan Aktivis Lintas Negara Konvoi ke Gaza

Seorang anak memegang bendera Palestina, saat peserta konvoi darat yang dipimpin Tunisia yang bertujuan mencapai Gaza berkumpul sebelum mereka menaiki bus, di Tunis, Tunisia. Foto: Reuters/Jihed Abidellaoui

Ikhbar.com: Ribuan aktivis dari berbagai belahan dunia memulai aksi “Global March to Gaza” untuk memprotes blokade Israel dan genosida yang terus berlangsung di Jalur Gaza.

Sekitar 1.000 peserta dari konvoi darat “Sumud” yang dipimpin Tunisia telah tiba di Libya setelah berangkat dari Tunis pada 9 Juni 2025. Namun, mereka masih menunggu izin dari otoritas Libya bagian timur untuk melanjutkan perjalanan.

Konvoi ini terdiri dari sembilan bus dan didukung oleh berbagai organisasi besar Tunisia seperti Serikat Buruh Umum Tunisia, Asosiasi Pengacara Nasional, Liga Hak Asasi Manusia, serta Forum Ekonomi dan Sosial.

Baca: Kapal Bantuan Gaza Aktivis Greta Thunberg Disita Israel

Mereka akan bergabung dengan para aktivis dari 50 negara yang dijadwalkan tiba di Kairo, Mesir, pada 12 Juni 2025, untuk bersama-sama menuju Rafah, pintu masuk ke Gaza.

“Sebagian besar dari kami merasa marah dan berani atas apa yang terjadi di Gaza,” ujar jurnalis independen asal Tunisia, Ghaya Ben Mbarek, dikutip dari Al Jazeera, pada Rabu, 11 Juni 2025.

Ia mengaku mengikuti konvoi ini karena merasa bertanggung jawab secara moral untuk “berada di sisi sejarah yang benar.”

Setelah dari Kairo, para peserta akan bergerak ke El Arish di Semenanjung Sinai, lalu melakukan long march selama tiga hari menuju perbatasan Rafah. Namun, halangan masih mengadang. Mesir belum memberikan izin bagi mereka untuk melewati wilayah militernya, dan di Rafah, mereka kemungkinan akan berhadapan langsung dengan militer Israel.

Konvoi ini bukanlah upaya pertama untuk menembus blokade Gaza. Sebelumnya, berbagai kapal bantuan kemanusiaan telah berlayar menuju Gaza namun dihadang atau diserang oleh Israel.

Salah satunya, kapal Madleen, yang membawa 12 aktivis termasuk Greta Thunberg, diberhentikan paksa oleh pasukan Israel di perairan internasional pada 9 Juni 2025.

Baca: Ratusan Warga Jerman dan Belanda Kecam Penahanan Kapal Bantuan Gaza

Meskipun kecil kemungkinan mereka bisa memasuki Gaza, para aktivis menegaskan aksi ini penting untuk membangkitkan kesadaran global.

“Kalau tidak bisa lewat laut atau udara, kami akan datang lewat darat. Kami akan melintasi padang pasir demi menghentikan orang-orang mati kelaparan,” pungkas Ben Mbarek.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.