Ikhbar.com: Warga Palestina di Gaza memulai bulan Ramadan dengan kepedihan. Mereka harus menjalani bulan suci dengan kondisi krisis kemanusiaan yang sangat parah akibat gempuran pasukan Israel.
Selain dihantui dengan ancaman bom Israel, hari-hari di bulan Ramadan warga Gaza juga masih akrab dengan sejumlah masalah, seperti kelaparan, penyakit, dan kedinginan.
Salah seorang warga yang tinggal di tenda bernama Zaki Abu Mansour (63), mengaku hanya menyantap tomat dan timun sebagai lauk berbuka puasa.
“Kami tidak tahu mau makan apa untuk berbuka puasa. Saya hanya punya satu tomat dan satu timun. Saya tidak punya uang untuk membeli apa pun. Semua barang yang ada dijual dengan harga terlalu tinggi,” ujar Mansour dikutip AFP pada Rabu, 13 Maret 2024.
Baca: Warga Palestina Dipukuli Israel ketika Hendak Salat Tarawih di Masjid Al-Aqsa
Hal yang sama juga dirasakan salah satu warga kota Nablus (utara Tepi Barat), Abdul Latif Al-Kharaz. Ia merasakan bahwa Ramadan tahun ini begitu berbeda dengan sebelum-sebelumnya.
“Ramadan tahun ini begitu suram,” katanya dikutip dari Kantor Berita Palestina, WAFA.
Pria yang juga berprofesi sebagai pedagang asongan di kota tua Nablus selama bertahun-tahun itu mengatakan, bulan Ramadan di kotanya itu biasa dirayakan dengan penuh suka cita dan istimewa. Akan tetapi berbeda dengan tahun ini akibat serbuan Israel ke Gaza yang tiada henti sejak 7 Oktober lalu.
“Biasanya sehari menjelang Ramadan, pasar-pasar di kota ini ramai pengunjung dan membutuhkan waktu lama untuk membeli barang karena terbatasnya pergerakan akibat kepadatan,” ujarnya.
Sementara itu, pengungsi bernama Mohammad al-Masry mengaku tidak begitu merasakan nikmatnya Ramadan tahun ini. Ia dan pengungsi lainnya lebih banyak menghabiskan waktu puasa di tenda yang dingin.
“Di kota Rafah biasanya 1,5 juta orang mencari perlindungan, makanan, yang biasanya berlimpah, tetapi kini digantikan oleh makanan kaleng dan kacang-kacangan,” kata pengungsi yang baru saja pindah dari Khan Younis itu.
Staf medis tanpa makanan berbuka
Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina melaporkan setidaknya ada 2.000 staf medis di rumah sakit Jalur Gaza utara yang tidak memiliki makanan untuk berbuka puasa.
“Para petugas medis sangat kelaparan. Ini yang melanda Jalur Gaza utara,” kata Juru Bicara Kemenkes Palestina, Ashraf al-Qudra.
Baca: Konsultan Olahraga Ungkap Manfaat Salat Tarawih
Ia menyerukan agar organisasi-organisasi bantuan internasional untuk segera bergerak memberikan bantuan makanan kepada staf medis.
Warga Palestina di Gaza menjalani hari pertama Ramadan di bawah pemboman Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza. Ini menjadikannya bulan terberat bagi mereka karena harus mengungsi, kekurangan makanan, dan air.
Kemenkes Gaza mengatakan bahwa jumlah korban tewas di Gaza sudah mencapai 31.045 orang. Selain itu, sebanyak 72.654 orang terluka akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.
Dikutip dari Al Jazeera, sekitar 72% korban merupakan anak-anak dan perempuan.