Ikhbar.com: Kementerian Sosial (Kemensos) bersama Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) membahas pengusulan calon Pahlawan Nasional 2025.
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, menegaskan bahwa semangat persatuan dan kebersamaan menjadi pedoman dalam proses seleksi.
“Semangatnya Presiden sekarang ini kan semangat kerukunan, semangat kebersamaan, semangat merangkul, semangat persatuan,” ujar Saifullah dalam pernyataan tertulis, dikutip pada Rabu, 19 Maret 2025.
Baca: Sinikhbar: Kenapa Gen Z Harus Kenal Gus Dur?
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos, Mira Riyati Kurniasih, mengungkapkan bahwa ada sepuluh nama yang diusulkan tahun ini. Enam di antaranya merupakan pengajuan ulang dari tahun sebelumnya, sementara empat lainnya adalah usulan baru.
Tokoh yang kembali diusulkan meliputi KH Abdurrahman Wahid (Jawa Timur), Jenderal Soeharto (Jawa Tengah), KH Bisri Sansuri (Jawa Timur), Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah), Teuku Abdul Hamid Azwar (Aceh), dan KH Abbas Abdul Jamil Buntet Pesantren (Jawa Barat).
Baca: Nadhirsyah Hosen: Tak Hanya Pendekar, Kiai Abbas Juga Ahli Fiqih
Sementara itu, empat nama baru yang diusulkan adalah Anak Agung Gede Anom Mudita (Bali), Deman Tende (Sulawesi Barat), Prof. Dr. Midian Sirait (Sumatera Utara), dan KH Yusuf Hasim (Jawa Timur).
Proses pengusulan dibuka hingga 11 April 2025. Setelah tahap verifikasi dan sidang pleno, TP2GP akan menyampaikan rekomendasi kepada Presiden, yang kemudian akan menetapkan nama-nama penerima gelar Pahlawan Nasional.
Saifullah juga memastikan bahwa nama-nama yang telah disepakati Dewan Gelar pada 2024 akan kembali diajukan. Hingga kini, belum ada keputusan dari Presiden terkait usulan tahun sebelumnya.
“Jadi ada dua (usulan) bila Presiden berkenan,” tambahnya.
Dewan Gelar sebelumnya menyetujui nama-nama seperti Andi Makasau, Letjen Bambang Sugeng, Rahma El Yunusiah, Frans Seda, Letkol Muhammad Sroedji, AM Sangaji, Marsekal Rd. Soerjadi Soerjadarma, dan Sultan Muhammad Salahuddin.
Kemensos menegaskan bahwa proses ini akan berjalan transparan dan akuntabel, memastikan bahwa tokoh-tokoh yang dianugerahi gelar memiliki kontribusi besar bagi bangsa.