Ikhbar.com: Warga Amerika Serikat (AS) sedang memilih presiden baru untuk periode empat tahun mendatang. Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 ini mendapat perhatian luas karena persaingan ketat antara calon dari Partai Demokrat, Kamala Harris, dan mantan Presiden dari Partai Republik, Donald Trump.
Selain memilih presiden, warga AS juga memilih anggota Kongres yang memiliki peran besar dalam pengesahan undang-undang penting yang memengaruhi kehidupan di AS.
Diramu dari BBC, ABC, USA Today, The Washington Post, dan lainnya, berikut adalah penjelasan lengkap seputar Pilpres AS 2024: 
Baca: Perebutan Suara Muslim di Pilpres AS kian Sengit
Kapan Pilpres AS 2024 digelar?
Pemilu sedang berlangsung hari ini, Selasa, 5 November 2024. Sebelum hari pemilihan, puluhan juta warga telah menggunakan hak suaranya melalui pemungutan suara awal.
Pemenang pilpres akan mulai menjabat di Gedung Putih pada Januari 2025 selama empat tahun ke depan. Presiden AS memiliki peran besar di panggung internasional dan kewenangan untuk mengeluarkan beberapa kebijakan di dalam negeri, meskipun mayoritas undang-undang harus disetujui bersama Kongres.
Baca: Mampukah Pemilih Muslim di Pilpres Amerika Pengaruhi Nasib Warga Gaza?
Daftar capres
Donald Trump kembali maju sebagai kandidat dari Partai Republik, didampingi oleh Senator Ohio, JD Vance. Kamala Harris, Wakil Presiden saat ini, maju mewakili Partai Demokrat setelah Presiden Joe Biden mengundurkan diri dari pencalonan. Harris menggandeng Gubernur Minnesota, Tim Walz, sebagai calon wakil presidennya.
Beberapa calon independen sempat ikut dalam pencalonan, termasuk Robert F. Kennedy Jr., yang kemudian menghentikan kampanyenya pada Agustus dan berbalik mendukung Trump.
Baca: Update Pilpres AS: Mengapa Muslim Amerika Lebih Condong Memilih Trump?
Visi-misi capres
Partai Demokrat dikenal berhaluan liberal, mendukung hak-hak sipil, jaring pengaman sosial, dan penanganan perubahan iklim. Di pilpres ini, Harris fokus pada isu krisis biaya hidup dan hak aborsi.
Partai Republik, berhaluan konservatif, mendukung pajak rendah, pembatasan peran pemerintah, dan hak kepemilikan senjata. Trump mengusung kampanye dengan fokus pada isu imigrasi ilegal dan pengendalian inflasi.
Aturan main
Tidak seperti di kebanyakan negara lainnya, pemenang pilpres AS bukan ditentukan oleh jumlah suara terbanyak secara nasional. Kandidat harus menang di 50 negara bagian yang memiliki jumlah suara electoral college berbeda, bergantung pada jumlah penduduk.
Total ada 538 suara electoral college dan kandidat yang mampu meraih minimal 270 suara dinyatakan sebagai pemenang.
Sebagian besar negara bagian memberlakukan aturan “pemenang mengambil semua suara.” Fokus utama biasanya ada pada sekitar tujuh negara bagian yang menjadi penentu kemenangan, atau disebut battleground states.
Jadi, meskipun kandidat meraih suara terbanyak secara nasional, seperti yang dialami Hillary Clinton pada Pilpres 2016, tetap ada kemungkinan dinyatakan kalah dalam pemilu.
Baca: Jelang Pilpres, 70% Warga AS Mengaku Stres
Para pemilih
Mayoritas warga AS berusia 18 tahun ke atas memiliki hak pilih, dengan pendaftaran pemilih dan batas waktu yang bervariasi di setiap negara bagian.
Selain capres, siapa lagi yang dipilih?
Selain presiden, pemilih juga memilih anggota Kongres yang terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat (435 kursi) dan Senat (34 kursi). Saat ini, Partai Republik menguasai DPR, sementara Partai Demokrat menguasai Senat.
Kongres memiliki peran penting dalam pembuatan UU dan dapat membatasi kebijakan presiden jika berbeda pandangan.
Kapan hasil pemilu diketahui?
Biasanya, hasil pemilu diumumkan pada malam pemilihan. Namun, pada 2020, diperlukan beberapa hari untuk menghitung semua suara.
Jika ada pergantian presiden, masa setelah pemilu disebut masa transisi, yang memberi waktu bagi pemerintahan baru untuk menunjuk pejabat dan menyusun rencana.
Pelantikan presiden dilakukan pada Januari 2025 dalam upacara yang disebut inaugurasi, yang diadakan di Gedung Capitol, Washington DC.
