Ikhbar.com: Survei terbaru mengungkapkan sekitar 70% warga Amerika Serikat (AS) mengaku merasakan cemas dan frustrasi jelang hari pencoblosan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada Selasa, 5 November 2024 mendatang. Polling yang dilakukan The Associated Press (AP) dan NORC Research Center itu menunjukkan bahwa pendukung Partai Demokrat maupun Republik cenderung memiliki emosi yang serupa dalam menghadapi pemilu kali ini.
“Meski demikian, simpatisan Partai Demokrat disebut lebih berpotensi dilanda stres dibandingkan Partai Republik,” rilis survei tersebut, sebagaimana dikutip dari AP, Sabtu, 2 November 2024.
Baca: Mampukah Pemilih Muslim di Pilpres Amerika Pengaruhi Nasib Warga Gaza?
“Sementara bagi para pendukung independen, mereka mengaku kurang bersemangat, tidak begitu tertarik, dan tidak terlalu cemas,” sambung mereka.
Survei juga menunjukkan bahwa masyarakat kulit hitam di AS kali ini merasa lebih antusias dengan pertarungan antara Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden AS yang kini menjadi kandidat dari Partai Republik, Donald Trump, dibandingkan kalangan kulit putih. Selain itu, tingkat tekanan dan stres mereka dinilai lebih sedikit.
Harris dan Trump kini dalam posisi bersaing ketat secara nasional, dengan sebagian besar survei menunjukkan selisih dukungan mereka yang sangat tipis, yakni hanya sekitar 1% hingga 3%.
Baca: Dua Capres AS Ditolak Warga Muslim-Arab di Amerika karena Terbukti Dukung Israel
Persaingan semakin sengit ketika mengamati tujuh negara bagian kunci yang bisa menentukan hasil pemilu. Rata-rata survei dari lima negara bagian penting tersebut—Nevada, Wisconsin, Michigan, North Carolina, dan Pennsylvania—menunjukkan selisih perolehan suara kedua kandidat hanya 1% atau bahkan lebih kecil.