Ikhbar.com: Salah satu makna peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad Saw adalah upaya untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan melaksanakan kewajiban sebagai umat beragama.
Demikian disampaikan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin dalam pernyataannya yang diunggah melalui Instagram @kyai_marufamin pada Kamis, 8 Februari 2024.
“Isra Mikraj seharusnya dimaknai sebagai upaya peningkatan takwa umat Islam kepada Tuhan Semesta Alam dengan melaksanakan kewajiban salat sebagai bentuk pengabdian,” ujar Kiai Ma’ruf.
Di samping itu, Kiai Ma’ruf juga menjelaskan bahwa Isra Mikraj juga merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan segala amal kebaikan, akhlak, dan hubungan antarsesama manusia.
Baca: Tafsir QS. Al-Isra Ayat 1: Keistimewaan Predikat Hamba dalam Peristiwa Isra Mikraj
Peristiwa Isra Mikraj merupakan dua bagian perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad Saw dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Setelah itu, Rasulullah diangkat hingga ke Sidratul Muntaha (tempat tertinggi di atas langit ketujuh) dalam satu malam.
Dari perjalanan Isra Mikraj itu, Rasulullah Saw mendapatkan perintah langsung dari Allah Saw untuk menunaikan salat lima waktu.
Peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad sendiri tertuang dalam QS. Al-Isra: 1. Allah Swt berfirman:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
“Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”