Keunggulan Santri saat Kuliah di Luar Negeri

Ustazah Fina saat menjadi narasumber dalam program Sinikhbar | Siniar Ikhbar bertajuk Suka Duka Kuliah di Negeri Piramida di Ikhbar TV. Dok IKHBAR

Ikhbar.com: Santri memiliki keunggulan tersendiri saat melanjutkan studi ke luar negeri, terutama di kampus-kampus Timur Tengah. Hal itu disampaikan oleh Ustazah Finatih, mahasiswi Universitas Al-Azhar Kairo asal Cirebon, dalam program Sinikhbar | Siniar Ikhbar bertajuk Suka Duka Kuliah di Negeri Piramida di Ikhbar TV.

Menurutnya, pengalaman mengenyam pendidikan di pondok pesantren sejak kecil membuat dirinya terbiasa dengan kedisiplinan dan pengelolaan waktu.

“Manajemen waktu dari pesantren itu kepakai banget di Mesir,” katanya, dikutip pada Selasa, 4 November 2025.

“Kita di sana harus menyusun jadwal sendiri, membagi antara belajar, organisasi, dan urusan rumah,” sambungnya.

Ustazah Fina (kanan), saat menjadi narasumber dalam program Sinikhbar | Siniar Ikhbar bertajuk Suka Duka Kuliah di Negeri Piramida di Ikhbar TV. Dok IKHBAR

Baca: Beda Mesir hingga Al-Azhar di Mata Mahasiswa dan Tangkapan Layar

Ustazah Fina, sapaan akrabnya, menambahkan, pelajaran ilmu alat seperti nahwu dan sharf menjadi bekal utama untuk memahami diktat berbahasa Arab, terutama di kampus sekelas Al-Azhar.

“Kalau dasar itu sudah kuat, kuliah jadi lebih mudah,” ujarnya.

Salah satu sistem pesantren yang sangat bermanfaat adalah sorogan. “Di pesantren kita baca kitab per kata dan diteliti satu per satu. Itu membuat kita teliti dan paham struktur bahasa Arab,” jelasnya.

Di Al-Azhar, kemampuan tersebut sangat membantu ketika menghadapi ujian termin dan tugas akademik. Selain bekal akademik, karakter sosial santri juga menjadi modal penting.

“Kita terbiasa hidup dengan banyak orang dari berbagai latar belakang. Jadi saat bertemu mahasiswa dari berbagai suku Indonesia di Mesir, saya tidak canggung,” ungkapnya.

Baca: Perjuangan Mahasiswa Guinea Bersepeda Ribuan Kilometer demi Kuliah di Al-Azhar

Ustazah Fina menilai, santri yang terbiasa dengan kehidupan berasrama dan disiplin belajar lebih cepat beradaptasi di luar negeri.

“Semangatnya sudah terbentuk sejak di pondok. Kalau mental pesantrennya kuat, kuliah di mana pun insyaallah bisa bertahan,” tutupnya.

Obrolan selengkapnya bisa disimak di:

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.