Ilmuwan Klaim Temukan Cahaya Pertama yang Menyala di Alam Semesta

Bidang pandang Abell 2744. Dok: NASA, ESA, CSA, I. Labbe/Swinburne University of Technology, R. Bezanson/University of Pittsburgh, A. Pagan/STScI

Ikhbar.com: Penelitian terbaru menggunakan data dari Teleskop Hubble dan James Webb mengungkapkan peran kunci galaksi kerdil dalam periode reionisasi kosmik, sebuah fase penting dalam evolusi alam semesta ketika cahaya mulai mampu menembus ruang antargalaksi.

Baca: Dari Al-Farghani hingga Al-Biruni, Para Ilmuwan Muslim Peletak Dasar Astronomi Dunia

Penelitian yang dipimpin Hakim Atek dari Institut d’Astrophysique de Paris ini menunjukkan bahwa, galaksi kerdil menghasilkan cukup foton untuk mengionisasi hidrogen netral, sehingga menghapus kabut kosmik yang menyelimuti alam semesta pada masa-masa awalnya.

“Penemuan ini mengungkap peran penting yang dimainkan oleh galaksi ultra-redup dalam evolusi awal alam semesta,”

kata astrofisikawan Iryna Chemerynska dari Institut d’Astrophysique de Paris, dikutip dari Science Alert, pada Ahad, 17 November 2024.

“Mereka menghasilkan foton pengion yang mengubah hidrogen netral menjadi plasma terionisasi selama reionisasi kosmik. Hal ini menyoroti pentingnya memahami galaksi bermassa rendah dalam membentuk sejarah alam semesta,” tambahnya.

Dalam tahap awal alam semesta, sekitar 300.000 tahun setelah Big Bang, proton dan elektron membentuk gas hidrogen netral yang mengisi ruang.

Kehadiran bintang pertama kemudian memancarkan radiasi cukup kuat untuk mengionisasi gas ini, dan membuka fase transformasi penting yang memungkinkan cahaya menyebar.

Studi ini menggunakan gugus galaksi Abell 2744 sebagai lensa gravitasi untuk memperbesar cahaya dari galaksi jauh, guna memungkinkan analisis detail.

Baca: Ilmuwan: Asteroid Pemusnah Dinosaurus tak hanya Sekali Hantam Bumi

Hasilnya menunjukkan bahwa galaksi kerdil, yang paling banyak ditemukan di alam semesta awal, memancarkan empat kali lebih banyak radiasi pengion daripada galaksi besar, dan berperan utama dalam transisi kosmik ini.

Temuan ini memberikan wawasan baru tentang sifat galaksi awal, meskipun hanya mencakup sebagian kecil dari langit.

Para peneliti berencana memperluas studi mereka untuk memetakan lebih banyak area, dengan harapan mengungkap lebih jauh sejarah evolusi alam semesta.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News