Cara Membangun Desa ala Baznas

Ilustrasi sedekah. Foto: Getty Images

Ikhbar.com: Pembangunan dan kedaulatan suatu negara biasanya dimulai dari desa. Hal yang sama juga perlu diterapkan di bidang filantropi Islam. Gagasan tersebut dilakukan dengan harapan kesejahteraan masyrakat kurang mampu di pelosok negeri bisa tersentuh.

Demikian yang disampaikan Wakil Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Cirebon, Ustaz Sigit Nurhendi dalam tayangan podcast Sinikhbar dikutip pada Ahad, 2 Februari 2025.

Dalam mewujudkan hal itu, kata Ustaz Sigit, pihaknya berencana membangun Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di sejumlah desa di Kabupaten Cirebon.

Ustaz Sigit Nurhendi saat menjadi narasumber dalam Sinikhbar bertema “Tak Kenal maka tak Zakat” di Ikhbar.com. Foto/Ikhbar/FSJ

“Program ini diciptakan dengan memanfaatkan momentum Ramadan. Melalui inovasi ini, masyarakat didorong untuk berinfak sebesar Rp10.000 di setiap malam di bulan Ramadan,” ujar Ustaz Sigit.

Baca: Seabrek Keuntungan Bayar Zakat via Baznas

Ia mengaku bahwa gagasan tersebut bercermin pada Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) Kabupaten Magelang. Menurutnya, nominal yang terbilang cukup kecil itu sangat besar manfaatnya jika mampu direalisasikan.

“Satu orang Rp10.000, jika ada 1000 orang saja maka itu sudah 10 juta. Potensi ini sangat besar jika melihat jumlah desa di Kabupaten Cirebon yang mencapai kurang lebih 424 desa,” katanya.

Terlebih, kata dia, nilai religius masyarakat meningkat saat Ramadan. Ia meyakini umat Muslim akan berlomba-lomba memberikan infak di bulan puasa.

“Dengan inovasi ini masyarakat tidak perlu khawatir, sebab dana yang terkumpul akan 100 persen kembali ke desa tersebut. Misalnya untuk Pembangunan infrastruktur hingga bisyarah guru ngaji dan imam musala. Yang kami butuhkan hanya pencatatannya saja,” jelas dia.

Ustaz Sigit juga menyebut bahwa pihaknya akan mengupayakan UPZ desa ini hadir di gerakan sedekah subuh di masjid-masjid. Langkah ini diambil sebagai salah satu jawaban atas tren yang digaungkan di sejumlah platform media sosial.

“Masyarakat juga perlu diingat bahwa Baznas ini beda dengan sistem perbankan. Kami tidak ada biaya admin atau tambahan apapun. Yang kami butuhkan hanya pencatatan,” ucap dia.

Program renovasi rumah

Di sisi lain, Ustaz Sigit menyampaikan bahwa Baznas Kabupaten Cirebon dalam jangka empat hingga lima tahun ke belakang program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) sukses menjadi program unggulan. Hal itu tercermin dari keberhasilannya memperbaiki kurang lebih 10.000 rumah masyarakat kurang mampu.

“Secara tidak langsung program ini juga dapat membantu pemerintah. Jika pemerintah setempat mampu memberikan 1000 renovasi rumah, maka ada ruang kosong yang bisa kita isi,” jelasnya.

Menurutnya, dua program tersebut merupakan hasil komitmen dari gagasan dalam dua tahun terakhir, yakni mengurangi kegiatan yang sifatnya konsumtif. Misalnya pembagian sembako, sunatan masal, dan kegiatan sosial lainnya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.

Simak obrolan lengkapnya di sini: