Ikhbar.com: Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Developmental Science menemukan bahwa, aktivitas otak anak prasekolah berbeda saat mereka dibacakan buku secara langsung dibandingkan saat mendengarkan cerita melalui layar.
Mengutip dari Psy Post pada Senin, 28 April 2025, studi berjudul “Do Children’s Brains Function Differently During Book Reading and Screen Time? A fNIRS Study” ini menggunakan teknologi pencitraan fungsional near-infrared spectroscopy (fNIRS).
Peneliti, Meredith Pecukonis, bersama para koleganya mencatat aktivasi lebih kuat di belahan kanan otak, khususnya di wilayah yang berhubungan dengan pemahaman sosial, saat sesi membaca langsung.
Sementara itu, paparan cerita melalui layar menunjukkan aktivitas yang lebih seimbang di kedua belahan otak.
Peneliti menegaskan, membacakan buku mendukung perkembangan bahasa dan pertumbuhan otak anak dengan memperkaya kosakata, membangun pemahaman naratif, dan memperkuat interaksi sosial.
Baca: Hasil Penelitian Ini Ungkap Cara Bayi Belajar Bicara
Sebaliknya, banyak penelitian mengaitkan paparan layar yang tinggi dengan keterlambatan bahasa dan lemahnya koneksi otak di area penting untuk literasi.
Dalam studi ini, 28 anak berusia 3 hingga 6 tahun dari keluarga berbahasa Inggris diuji. Mereka mendengarkan dua cerita: satu melalui pembacaan langsung, dan satu lagi lewat audio yang disertai gambar di layar komputer.
Durasi, kosakata, dan isi cerita disesuaikan agar setara. Selama kedua aktivitas, perubahan oksigenasi darah otak diukur untuk memantau aktivitas saraf.
Hasilnya menunjukkan bahwa pembacaan buku cetak mengaktifkan temporal parietal junction kanan, yakni wilayah otak yang terkait dengan perhatian bersama dan memahami pikiran orang lain.
Pola aktivasi ini tidak ditemukan pada kondisi layar. Secara keseluruhan, otak anak menunjukkan respons lebih dominan di belahan kanan saat membaca buku, sedangkan saat screen time (waktu paparan layar) respons otak tersebar merata.
Temuan ini mengindikasikan bahwa membaca buku langsung mendorong anak terlibat dalam proses kognitif sosial, seperti memperhatikan emosi, niat, dan fokus pembaca.
Sementara itu, screen time cenderung melibatkan pemrosesan bahasa yang lebih individual dan minim interaksi sosial.
Namun, para peneliti mencatat beberapa keterbatasan. Jumlah sampel kecil dan latar belakang peserta yang didominasi keluarga berpendidikan tinggi membuat hasil ini belum tentu berlaku luas.
Baca: Studi: Main HP 1,5 Jam per Hari Lemahkan Kemampuan Bicara Anak
Selain itu, interaksi dalam sesi membaca diatur ketat, berbeda dari dinamika alami saat orang tua membaca bersama anak.
Studi ini belum mengukur secara langsung dampak perbedaan aktivitas otak terhadap kemampuan bahasa atau prestasi akademik anak ke depan.
Peneliti merekomendasikan penelitian lebih lanjut dengan pendekatan membaca alami dan interaktif.
Meski ada keterbatasan, studi ini memperkuat bukti bahwa interaksi sosial saat mendengar bahasa penting untuk perkembangan otak anak.
Aktivitas bersama seperti membaca buku cenderung mengaktifkan sistem otak sosial yang mendukung kemampuan komunikasi dan pembelajaran masa depan, sementara screen-based storytelling, terutama yang pasif, tidak menunjukkan efek serupa.