Ikhbar.com: Pemerintah Arab Saudi memutuskan untuk mempercepat haji jarak waktu antara azan dan iqamah di masjid-masjid pusat Makkah. Kebijakan ini dilakukan untuk meningkatkan kelancaran dan kekhusyukan ibadah selama musim haji 2025.
Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan Arab Saudi telah mengarahkan seluruh imam dan muazin di wilayah pusat Makkah untuk memperpendek waktu tunggu antara azan dan iqamah.
Kebijakan ini diumumkan langsung oleh Menteri Urusan Islam sekaligus Ketua Komite Tertinggi Urusan Haji, Umrah, dan Kunjungan, Syekh Dr. Abdullatif Al Alsheikh.
“Kami meminta seluruh imam dan muazin untuk mematuhi waktu yang telah ditetapkan, agar jemaah dapat beribadah dengan lebih nyaman dan tertib,” ujar Sheikh Abdullatif, seperti dikutip dari Saudi Press Agency (SPA) pada Senin, 2 Juni 2025.
Baca: Persiapan Puncak Haji, Saudi Usir 200 Ribu Lebih Jemaah Ilegal
Instruksi tersebut berlaku di seluruh masjid yang menjadi titik berkumpul jemaah, khususnya yang berada di area pusat kota Makkah dan tempat-tempat suci di sekitarnya. Penyesuaian waktu tersebut antara lain 15 menit untuk salat Subuh, 10 menit untuk salat Zuhur dan Asar, 5 menit untuk salat Magrib, serta 10 menit untuk salat Isya.
“Langkah ini diambil untuk menjaga ritme ibadah di tengah tingginya kepadatan jemaah. Kami ingin memastikan semua berlangsung tertib dan tidak terjadi penumpukan,” tambahnya.
Kementerian menekankan bahwa kebijakan ini dirancang untuk memfasilitasi kenyamanan jemaah dalam beribadah, mempercepat transisi antarwaktu salat, dan membantu mengurangi kemacetan di wilayah sekitar Masjidil Haram.
“Setiap detik sangat berarti saat musim haji. Dengan mempercepat waktu iqamah, kami bisa membantu jemaah memaksimalkan waktu ibadah mereka,” ungkap seorang pejabat kementerian yang enggan disebut namanya.
Waspada suhu ekstrem
Sementara itu, Kementerian Haji dan Umrah turut mengeluarkan imbauan penting menjelang puncak ibadah wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah 1446 H atau 5 Juni 2025. Jemaah diminta untuk tidak keluar tenda antara pukul 10.00 hingga 16.00 waktu setempat guna menghindari risiko paparan suhu ekstrem.
“Jangan memaksakan diri keluar menuju Jabal Rahmah atau Masjid Namirah di jam-jam tersebut. Tetaplah di dalam tenda, lindungi diri Anda dari suhu tinggi yang bisa membahayakan kesehatan,” ujar juru bicara Kementerian Haji dan Umrah.
Pihak kementerian juga menyoroti pentingnya disiplin dalam mengikuti skema pergerakan yang telah ditetapkan otoritas Saudi.
“Setiap jemaah wajib menggunakan transportasi resmi yang disediakan. Ini bukan hanya soal keteraturan, tapi juga soal keselamatan,” tegas pernyataan tersebut.
Langkah-langkah ini merupakan bagian dari upaya besar pemerintah Arab Saudi dalam memberikan pengalaman haji yang aman dan nyaman, di tengah tantangan cuaca ekstrem yang semakin meningkat setiap tahunnya.