Polri Prioritaskan Rekrut Santri Jadi Polisi

Ilustrasi rekrutmen Polisi. Foto: Shutterstock

Ikhbar.com: Kepolisian Republik Indonesia (Polri) membuka peluang luas bagi para santri dan hafiz Al-Qur’an untuk bergabung sebagai anggota kepolisian. Langkah ini diambil dengan mempertimbangkan latar belakang pendidikan pesantren yang menanamkan nilai moral, etika, serta kedisiplinan yang tinggi.

Inspektur Pengawasan Umum Polri, Komjen Dedi Prasetyo, menegaskan bahwa rekrutmen dari kalangan santri menjadi prioritas karena mereka telah dibekali karakter kuat yang selaras dengan prinsip dasar kepolisian.

“Pendidikan di pondok pesantren dikenal dengan penanaman karakter yang kuat. Oleh karena itu, santri diharapkan memiliki nilai moral dan etika yang baik saat menjadi anggota Polri,” ujar Komjen Dedi dalam keterangannya pada Sabtu, 8 Februari 2025.

Selain karakter dan kedisiplinan, ia menyebut bahwa para santri juga memiliki keunggulan lain, seperti kemampuan bekerja sama dalam tim, ketahanan menghadapi tekanan, serta keterampilan beradaptasi dengan berbagai kondisi. Kehidupan pesantren yang sederhana dan terbatas diyakini membentuk pribadi yang tangguh dan siap menghadapi tantangan di dunia kepolisian.

Baca: Beda Makna Musibah, Cobaan, dan Azab dalam Al-Qur’an

Sejalan dengan kebijakan ini, jumlah penerimaan anggota Polri dari kalangan santri dan hafiz Al-Qur’an terus berjalan sejak Tahun Anggaran 2021 hingga 2024. Data rekrutmen menunjukkan penerimaan sebagai berikut:

  • 2021: 84 orang (83 Bintara, 1 Tamtama)
  • 2022: 55 orang (50 Bintara, 5 Tamtama)
  • 2023: 74 orang (61 Bintara, 13 Tamtama)
  • 2024: 52 orang (1 Akpol, 49 Bintara, 2 Tamtama).

Selain fokus pada jalur santri, Polri juga terus melakukan pembenahan sistem seleksi untuk memastikan proses rekrutmen yang transparan dan berintegritas. Komjen Dedi menekankan bahwa seleksi anggota Polri telah memenuhi standar International Organization for Standardization (ISO) 9001:2015, sebagai bukti komitmen dalam menjaga kualitas proses penerimaan.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo turut mendukung program ini dengan menjadikannya sebagai salah satu prioritas dalam rekrutmen kepolisian. Ia menilai bahwa polisi dengan latar belakang santri memiliki keunggulan dalam karakter dan ketahanan mental.

Baca: Saat Pemuda Jerman Kesengsem Santri Indonesia

“Kami ingin memiliki polisi yang tidak hanya memahami ilmu kepolisian, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dalam keseharian mereka,” ungkap Jenderal Sigit dalam Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas dan Konbes NU) di Jakarta pada Rabu, 5 Februari 2025.

Ia menambahkan, bekal pendidikan keimanan yang kuat dari lingkungan pesantren dapat menjadi tameng bagi anggota Polri dalam menghadapi berbagai tantangan dan godaan di lapangan. Dengan kebijakan ini, diharapkan institusi kepolisian semakin diperkuat oleh individu-individu yang tidak hanya profesional, tetapi juga memiliki integritas moral yang tinggi.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.