Ikhbar.com: Kearifan lokal berupa mitos tak melulu harus dicecar sisi rasionalitasnya. Mitos malah dapat menjadi sarana permenungan untuk meninjau hubungan manusia dengan alam.
Demikian disampaikan pendiri sekaligus peneliti Umah Ramah, Abdul Rosyidi dalam bedah buku Mantra Penolak Bencana (2023) di Kantor Umah Ramah, Cirebon, pada Ahad, 13 Agustus 2023, kemarin.
Mantra Penolak Bencana (2023) merupakan buku yang ditulis Direktur Utama Ikhbar.com, Agung Firmansyah bersama Doamad Tastier. Buku ini memuat segenap kisah bernuansa mitos yang ditengarai memiliki pesan-pesan konservasi lingkungan hingga mitigasi bencana.
Rosyid, sapaan akrabnya, menekankan bahwa mitos dan cerita rakyat merupakan upaya manusia untuk mengabadikan realitas masyarakat pada masa itu. “Mitos dan cerita rakyat alias folklor melibatkan aspek ingatan kolektif. Di sisi lain, keduanya memberikan tawaran untuk menjelaskan dan melukiskan realitas,” ungkap dia.
Baca: Siluman Bukan Produk Takhayul
Lebih lanjut, dia mengemukakan bahwa mitos menjadi sesuatu yang kurang populer untuk didiskusikan, padahal eksistensinya begitu kaya di tengah masyarakat.
Mitos sering kali dipertentangkan dengan fakta. Padahal, menurut Rosyid, ia bukanlah kebohongan. Sebaliknya, mitos adalah cara berpikir alternatif yang berbeda dari pendekatan ilmiah. Mitos memungkinkan seseorang untuk menjelajahi pemahaman yang lebih dalam yang tidak semata-mata melalui penjelasan definitif.
“Mitos sebaiknya dipahami melalui penghayatan dan kontemplasi, bukan hanya melalui proses berpikir rasional,” ujar dia.
Menurut penulis Folklor Syekh Magelung dan Nyi Mas Gandasari (2020) ini, mitos memiliki fleksibilitas dalam penafsiran, mirip dengan lukisan yang dapat diartikan dengan berbagai cara. Sehingga dengan jalan kontemplatif, ia dapat memberikan pandangan baru terhadap sejarah, sosial, mitigasi bencana, dan bahkan seksualitas.
“Mitos tidak harus dinilai sebagai hal yang valid atau tidak valid. Asal seseorang mampu memberikan makna dan argumen yang kuat, pintu diskusi selalu terbuka,” pungkas dia.