Ikhbar.com: Kata “robot” baru dikenal pada 1921. Tepatnya, lewat sebuah pentas sandiwara berjudul “Rossum’s Universal Robot (Robot Dunia Milik Rossum).” Drama yang ditulis seniman asal Ceko, Karel Capec ini menceritakan tentang Rossum, sang perancang bala tentara cerdik hingga mampu menguasai manusia.
Dalam bahasa Ceko, istilah “robot” diambil dari kata “robota,” artinya kerja cepat atau pekerja. Bermula dari istilah itu, cita-cita untuk mewujudkan mesin otomatis yang mampu meringankan pekerjaan manusia tersebut baru terealisasi di Jepang pada 1928. Sebuah robot bernama Gakutensoku, yang hanya berkemampuan membuka dan menutup mata serta tersenyum digadang-gadang sebagai robot generasi pertama yang lahir dari kejeniusan akal manusia.
Namun, banyak peneliti meragukan klaim Gakutensoku sebagai robot pertama di dunia. Para sejarawan sains justru lebih mengakui segala yang terkandung dalam Kitáb fí ma’rifat al-hiyal al-handasiyya yang terbit pada 1206 sebagai cikal bakal teknologi robot. Buku yang berisi rancangan alat-alat berguna untuk meringankan beban kerja sehari-hari itu, tiada lain, dikarang oleh seorang insinyur Muslim asal Al-Jazira, Mesopotamia, Abu al-‘Iz ibn Isma’il ibn al-Razaz al-Jazari atau masyhur disapa Ismail Al-Jazari.
Baca: Ini Jawaban Robot saat Ditanya Niat Ambil Alih Dunia
Dari sekadar hiburan hingga alat serius
Penemuan fantastis Al-Jazari yang cukup menarik perhatian para sejarawan sains adalah sebuah alat mirip kotak musik yang dirancang untuk memainkan lagu-lagu sebagai hiburan. Pada alat ini, mekanisme kerja yang digunakan ialah dengan menganimasikan para penabuh drum yang diprogram untuk memainkan ketukan secara berbeda. Alat ini kemudian sangat digemari dan menjadi mainan bagi orang-orang kaya kala itu.
Sebagai ilmuwan dari latar belakang sederhana, Al-Jazari juga mengulik apa saja kebutuhan sehari-hari sehingga ia merancang gawai yang difungsikan untuk meringankan beban kerja masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Kitáb fí ma’rifat al-hiyal al-handasiyya, Al-Jazari juga menjelaskan secara rinci penemuan lainnya. Setidaknya ada lima mesin yang ia diciptakan berupa alat pengambilan air otomatis yang bisa digunakan untuk menunjang produktivitas di sektor pertanian maupun sekadar memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Mesin lain yang ia rancangan adalah poros engkol yang bisa mengubah gerakan linier menjadi gerakan berputar, serta sarana untuk kalibrasi yang tepat dari sebuah kunci dan banyak lubang lainnya.
Sejarawan sains mencatat, air mancur yang bisa diprogram untuk dinyalakan dan dimatikan termasuk karya emas Al-Jazari. Mereka menilai, temuan-temuan itu menjadi peletak dasar teknik modern di bidang hidrolika dan robotika.
Baca: Sinyal Keberadaan UFO dan Makhluk Asing dalam Al-Qur’an
Buku panduan yang rendah hati
Rancangan mesin-mesin dalam buku Al-Jazari memuat penjelasan yang praktis. Misalnya, penjelasan tentang sistem kerja jam, air mancur, robot musik, mesin air, dan alat pengukur ciptaannya diuraikan dengan panduan yang cenderung mudah dipahami.
Salah satu alat temuannya yang paling terkenal adalah jam air raksasa yang menampilkan seekor gajah dengan posisi pengemudi di atas. Jam air sederhana ini memang telah banyak digunakan di Mesir dan Babilonia kuno, tetapi Al-Jazari tidak hanya mampu menyempurnakan fungsinya, melainkan pula membuat orang-orang secara gampang bisa memahami bagaimana alat canggih di masanya itu bisa bekerja.
Para ilmuwan menyebut Kitáb fí ma’rifat al-hiyal al-handasiyya sebagai buku panduan yang rendah hati. Hal itu, kata mereka, tercermin dari bahasa yang dipakai di dalamya. Ketika penemu lain umumnya sengaja menulis prosa dengan bahasa yang rumit, bahkan tidak jelas untuk membatasi kemampuan bernalar orang-orang awam, tetapi oleh Al-Jazari, bukunya itu sengaja dikemas secara sederhana agar bisa diakses pembaca dari kalangan manapun.
Al-Jazari lahir pada 1136 di Diyarbakir, sebuah kota yang kini masuk wilayah Turki bagian tengah-selatan. Ia adalah putra dari seorang perajin yang juga rendah hati. Dia wafat pada 1206, tepat beberapa masa setelah ia mempersembahkan buku terbaiknya itu kepada publik. Dia dikenang sebagai sosok dengan temuan yang memainkan peran kunci dalam kehidupan sipil selama bertahun-tahun. Bahkan, dalam beberapa kasus, sejumlah mesin dengan sistem yang meniru desain Al-Jazari masih digunakan hingga saat ini.