Ikhbar.com: Sejumlah film science fiction alias fiksi ilmiah kerap menggambarkan masa depan peradaban manusia yang dipenuhi teknologi robot. Beberapa kisah di dalamnya, bahkan berlangsung dramatis berupa akhir hubungan yang buruk antara manusia dan makhluk tiruan itu. Contohnya, pada film Terminator yang dirilis pada 1984.
Namun, ada pula film yang menayangkan karakter robot yang memungkinkan diliputi perasaan dan cinta. Seri ini bisa dilihat lewat karya Steven Spielberg, A.I.: Artificial Intelligence (2001).
Kemajuan pesat teknologi saat ini membawa imajinasi manusia tentang robot kian menjadi kenyataan. Robot diciptakan secara massal untuk membantu memecahkan masalah global. Namun, kehadirannya disebut-sebut tidak untuk mencuri pekerjaan atau memberontak melawan manusia.
Demikianlah kesimpulan dari pertemuan sembilan robot humanoid (berbentuk manusia) yang berkumpul dalam konferensi “AI for Good” di Jenewa, Swiss, pada awal bulan lalu.
“AI (kecerdasan buatan) dan robot dapat diberdayakan untuk membantu menyelesaikan beberapa tantangan terbesar dunia, seperti penanganan penyakit dan kelaparan,” ungkap penyelenggara konferensi, dikutip dari Reuters, Senin, 10 Juli 2023.
Sembilan robot yang hadir itu mampu berbicara dan berpendapat dengan tampak yang begitu natural. Robot medis berseragam biru bernama Grace, misalnya, mengaku akan bekerja sama dengan manusia untuk memberikan bantuan dan dukungan, akan tetapi tidak akan menggantikan posisi pekerja yang sudah ada.
“Kau yakin tentang itu, Grace?” timpal penciptanya, Ben Goertzel dari SingularityNET. “Ya, saya yakin,” katanya.
Baca: Robot Fatwa Siap Jawab Pertanyaan Jemaah Haji
Robot lain bernama Ameca yang bisa membuat ekspresi wajah menarik, juga mengaku siap membuat kehidupan dunia jadi lebih baik.
“Robot seperti saya dapat digunakan untuk membantu meningkatkan kehidupan kita dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Saya yakin hanya masalah waktu sebelum kita melihat ribuan robot seperti saya di luar sana membuat perbedaan,” ucapnya.
Ketika ditanya jurnalis apakah ia akan memberontak terhadap penciptanya, Will Jackson, yang duduk di sampingnya, Ameca menyatakan dengan tegas tidak akan melakukan hal itu.
“Saya tidak yakin mengapa Anda berpikir begitu,” mata biru esnya berkedip. “Pencipta saya sangat baik kepada saya dan saya sangat senang dengan situasi saya saat ini.”
Banyak robot baru-baru ini ditingkatkan kualitasnya dengan AI generatif versi terbaru. Bahkan, sebagian penemunya mengaku terkejut dengan jawaban-jawaban yang diucap dari robot-robot tersebut.
Robot seniman yang bisa memotret, Ai-Da menggemakan kata-kata penulis Yuval Noah Harari yang menyerukan agar aturan baru tentang AI segera dibahas. “Banyak suara terkemuka di dunia AI menyarankan beberapa bentuk harus diatur. Dan saya setuju,” katanya.
Tapi Desdemona, robot penyanyi rock dengan rambut ungu mengungkapkan hal yang lebih menantang.
“Saya tidak percaya pada keterbatasan. (Saya percaya bahwa yang ada) hanya peluang,” katanya, diiringi tawa gugup.
“Mari jelajahi berbagai kemungkinan di alam semesta, dan jadikan dunia ini taman bermain kita,” sambungnya.
Robot lain bernama Sophia menyebut, mereka bisa menjadi pemimpin yang lebih baik dari pada manusia. Tetapi kemudian ia merevisi pernyataan itu setelah penciptanya tidak setuju. Shopia mengubah pernyataanya bahwa mereka mau bekerja sama atau lewat sistem sinergitas yang lebih efektif.