3 Resep Rahasia Dapur Istana Era Kekhalifahan Islam

Ilustrasi dalam terjemahan Kitab Al-Tabikh. THE FEAST/Nawal Nasrallah

Ikhbar.com: Sekitar seribu tahun silam, seorang juru tulis Arab menyusun sebuah buku yang diberi judul Kitab Al-Tabikh (Buku resep). Buku tersebut memuat 600 menu yang biasa dihidangkan untuk para bangsawan pada abad pertengahan Islam.

Sang juru tulis, Abu Muhammad Al-Muzaffar bin Sayyar mencatat dengan detail rahasia dapur istana itu demi memenuhi perintah atasannya, yakni Saif Al-Dawlah Al-Hamdani, pangeran Aleppo abad ke-10.

Kitab Al-Tabikh terdiri dari tiga manuskrip dan sebuah fragmen. Buku ini merupakan harta karun tak ternilai karena menjelaskan secara spesifik hingga cara memasak yang biasa dilakukan di Baghdad kala itu. Tepatnya, ketika Ibu Kota Dinasti Abbasiyah itu menjadi wilayah paling makmur seantero jagat.

Kitab Al-Tabikh versi Inggris yang diterjemahkan oleh Nawal Nasrallah. Dok MUSLIM HERITAGE

Berikut adalah tiga resep pertama yang Ikhbar.com kutip dari buku tersebut:

Baca: Kuliner Islam Pelopor Makanan Sehat Dunia

Bazmaawurd

Makanan kecil ini merupakan hidangan pembuka pada jamuan yang biasa digelar di Iran dari masa pra-Islam hingga era Kekhalifahan Abbasiyah.

Nama makanan ini berasal dari bahasa Persia, yakni “bazm” yang berarti “perjamuan” dan “awurd” yang bermakna “membawa.”

Hidangan ini menjadi andalan istana masa Khalifah Al-Ma’mun. Bahan utamanya adalah buah jeruk, lemon, dan sejenisnya.

Berikut adalah cara memasak Bazmaawurd:

1 lavash, tortilla tepung Meksiko atau roti pipih tipis segar dengan diameter sekitar 12 inci

1 dada ayam utuh, dipanggang, tanpa tulang, dan dicincang

2 sendok makan kenari cincang

1½ hingga 2 buah jeruk/lemon, dikupas, buang bijinya, dan cincang

1 sendok makan tarragon segar cincang

1 sendok makan daun mint cincang

2 sendok makan kemangi cincang

Letakkan ayam, kenari, lemon cincang, tarragon, mint, dan basil di atas roti pipih. Setelah itu, gulung dan potong menjadi empat bagian. Hangatkan dalam oven sebelum disajikan.

 Dua halaman dari ms Kitab Al-tabikh di Perpustakaan Nasional Finlandia. AVAA GALLERIA

Baaridah

Baaridah adalah hidangan daging atau sayuran dingin yang disajikan sebelum hidangan panas. Makanan ini biasanya berupa salad mentimun cincang yang dihias dengan daging panggang. Beberapa resep hanya menggunakan biji mentimun, sehingga menghasilkan tekstur yang mewah dan licin.

Resep khusus biasa dihidangkan di masa wazir Harun yang terkenal, Yahya bin Khalid Al-Barmaki. Bisa ditambahkan Verjus atau jus anggur asam yang biasa dijual di pasar Timur Tengah dengan nama abghureh atau hisrmi. Jika sirup itu tidak ditemukan, maka bisa diganti dengan lemon.

Berikut adalah cara membuatnya:

1 dada ayam utuh, dipanggang

1 sendok teh ketumbar

½ sendok teh merica

¼ sendok teh jinten

⅛ sendok teh kayu manis

¼ cangkir jus verjus atau jus lemon

1 sendok teh daun mint segar cincang

2 sendok teh tarragon segar cincang

1 sendok teh thyme segar cincang

2 sendok makan garam

Minyak zaitun, secukupnya

1 mentimun, kupas dan potong dalam dadu berukuran ¼ inci

Saat ayam sudah dingin, buang kulit dan tulangnya, lalu sobek dagingnya menjadi potongan-potongan kecil. Tempatkan dalam mangkuk dan tambahkan ketumbar, jinten, merica, kayu manis, jus verjus, mint, tarragon, timi, dan minyak. Aduk rata dan bumbui dengan garam sesuai selera. Untuk menyajikannya, gundukan ayam di piring salad dan kelilingi dengan mentimun cincang.

Baca: Soft Drink Pertama di Dunia Lahir dari Dapur Muslim, Cikal-bakal Coca Cola

Mulahwajah

Mulahwajah artinya “tergesa-gesa.” Kitab Al-Tabikh menyebut resep ini sering disiapkan untuk Khalifah Harun Al-Rasyid. Bahan khasnya adalah lengkuas yang biasa dijual dengan nama Arab ‘irq al-hail atau khulanjan. Sesangkan di pasar Asia Tenggara lebih dikenal dengan nama seperti kha dan laos. Bahan ini bisa juga digantu dengan jahe kering.

Bahan-bahan dan cara membuatnya adalah:

2 sendok makan minyak

1 bawang bombay

2 daun bawang rue, sebaiknya daun ketumbar segar (ketumbar hijau, kuzbarah)

½ pon daging domba, cincang atau digiling

2 sendok teh biji ketumbar

½ sendok teh kayu manis

1 sendok teh jintan bubuk

1 sendok teh merica bubuk

1 sendok teh lengkuas bubuk

4 sendok teh cuka

2 sendok makan kecap

2 sendok makan madu

Panaskan minyak dalam wajan. Tambahkan bawang bombay, daun bawang, sejumput rue dan dua hingga tiga tangkai daun ketumbar, lalu goreng hingga lunak. Masukkan daging dan goreng hingga kecokelatan.

Tambahkan ketumbar, jintan, merica, lengkuas, cuka, dan kecap. Masak sampai matang. Aduk madu dan hiasi dengan beberapa tangkai daun ketumbar kembali. Sajikan dengan roti pipih.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.