Ikhbar.com: Pengasuh Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA KH Bahauddin Nursalim menjelaskan bahwasannya kandungan makna lafaz ‘atsar’ dalam QS Al-Fath ayat 29 tidak harus diartikan sebagai bekas sujud secara fisik.
Dikutip dari tayangan YouTube Santri Gayeng pada Selasa, 7 Maret 2023, Gus Baha memang menjelaskan bahwa kelak di akhirat malaikat melihat baik tidaknya seseorang dengan melihat ada bekas sujudnya atau tidak.
Gus Baha menyebutkan, hadis Shahih Bukhari Muslim menceritakan bahwa orang mukmin yang masuk neraka itu semuanya akan dibakar, kecuali atsar sujud. “Dan neraka tidak berani membakar bekas sujud,” ucapnya.
Menurutnya, kata atsaris sujud memang ada ulama yang memaknainya dengan jidat hitam. Namun juga sebagian ulama ada yang menafsirkan bahwa di akhirat kelak akan ada nur (cahaya) yang menjadi sebuah tanda bahwa seseorang pernah bersujud.
“Sebagian ulama lagi menafsirkan dengan makna efek dari sujud yaitu tidak lagi bermaksiat,” jelas sosok yang juga salah satu Rais Syuriah PBNU itu.
“Atsari sujud, bekas sujud, efek sujud, atau akibat sujud. Tentu sujud ini di salat ya, jangan kamu hanya sujud tanpa salat,” imbuhnya.
Ulama ahli tafsir itu menjelaskan, atsaris sujud itu artinya setelah sujud terbukti ia tidak maksiat. Hal itu lah yang menandakan sujudnya membekas.
“Jika setelah sujud tetap korupsi, tetap maksiat berarti sujudnya tidak ada gunanya karena sujud itu tanha ‘anil fakhsya’i wal munkar,” katanya.
Dalam ilmu lughat, sambung Gus Baha, makna atsar bisa bermakna akibat. Ia mencontohkan sebuah kalimat “Fauzi sudah tidak minta-minta uang lagi karena sudah dikasih bapaknya satu miliar rupiah,”
“Makna atsar (pada kalimat) itu akibat apa bentuk fisik? Sama sekarang, Zaid sekarang tidak maksiat akibat shalatnya diterima. Akibat salatnya diterima, dia tercegah dari perbuatan keji dan munkar,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gus Baha menegaskan, bukti sujudnya umat Islam diterima adalah tidak suka melakukan maksiat. “Tapi misalnya berarti tidak usah jidat hitam? Ya itu juga bukti sujud tapi fisik, tapi apa (jidat hitam) masuk ayat itu? Wallahu a’lam,” ucapnya.
Ulama asal Rembang, Jawa Tengah itu memaparkan, makna atsaris sujud yang sudah jelas dan pasti adalah innash shalata tanha ‘anil fahsya’i wal munkar (sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar).
“Jadi (makna) atsar sujud paling gampang adalah mengekang dari maksiat,” pungkasnya.
Baca juga: Jidat Hitam bukan Tanda Kesalehan