Ikhbar.com: Nabi Ibrahim As seakan-akan sedang berada di persimpangan jalan. Sebagai manusia yang taat, ia harus melakukan apapun yang diperintahkan Allah Swt. Namun, di sisi lain, ia merasa sangat mencintai putranya, Nabi Ismail As.
Nabi Ibrahim As diperintah Allah Swt untuk menyembelih Nabi Ismail As yang kala itu masih berusia sangat belia. Perintah itu turun setelah Nabi Ibrahim menempatakn anak kesayangan dan ibundanya, Siti Hajar, di sebuah lembah yang tidak berumput, tidak ada manusia, tanaman, maupun pepohonan.
Lewat perintah itu, sebenarnya Allah Swt sedang menguji ketawakalan Ibrahim yang seakan tak pernah berbatas.
“Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?” tanya Nabi Ibrahim kepada putranya.
Nabi Ismail pun menjawab, “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
Baca: Hukum Perempuan Menyembelih Hewan Kurban
Bentuk pengganti
Sebagai sebuah ujian, Allah Swt pun akhirnya tidak membiarkan Nabi Ibrahim menyembelih putra kesayangannya itu. Ketika sudah bersiap dalam posisi penyembelihan, Allah Swt mendatangkan seekor kambing sebagai pengganti Nabi Ismail untuk dikurbankan.
Dalam QS. Ash-Shaffat: 107, Allah Swt berfirman:
وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ
“Kami menebusnya dengan seekor (hewan) sembelihan yang besar.”
Dalam Qashaish al-Anbiya, Imam Ibnu Katsir menjelaskan rupa kambing yang dijadikan pengganti Nabi Ismail tersebut. Dia menuliskan bahwa menurut pendapat mayoritas ulama, kambing tersebut merupakan jenis gibas alias kambing berukuran besar berwarna putih, bermata hitam, bertanduk besar, dan bulu bagian atasnya berwarna merah keemasan.
Mulanya, Nabi Ibrahim melihat kambing itu terikat dengan tali berwarna cokelat di Bukit Tsabir, Makkah.
Imam Ats-Tsauri meriwayatkan, hewan yang didatangkan itu bukanlah makhluk sembarang. Menurutnya, kambing itu sebelumnya telah digembalakan di surga selama 40 musim. Sedangkan Muhammad ibnu Ishaq menerangkan, hitungan satu musim tersebut adalah sebabak pergantian musim gugur, sehingga setara dengan bilangan 40 tahun.
Baca: ‘Ibadah’ Kurban ala Pemerintah
Kambing kurban milik Habil
Secara lebih perinci, para ulama menceritakan kejadian itu dengan menyampaikan bahwa seekor kambing gibas bertanduk turun dari Bukit Tsabir menuju ke tempat Nabi Ibrahim seraya mengembik. Lalu Nabi Ibrahim menyembelihnya.
Ibnu Abbas menceritakan, kambing itu pulalah yang sebenarnya pernah disembelih Habil, putra Nabi Adam As, yang kurbannya diterima Allah Swt.
Diriwayatkan pula dari Sa’id ibnu Jubair, kambing istimewa itu sebelumnya hidup bebas di dalam surga hingga dikeluarkan dari Bukit Tsabir. Kambing itu memiliki ciri bulu berwarna merah pada bagian lehernya.
Nabi Ibrahim As menyembelih kambing tersebut di Mina.