Oleh: Dr. KH Zakky Mubarak, MA (Mustasyar PBNU)
KESEIMBANGAN dalam menjalani kehidupan sehari-hari merupakan hal yang sangat penting yang dapat mengantarkan kehidupan manusia pada kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun di akhirat. Adalah merupakan karunia Allah yang sangat luhur apabila kita dapat menjaga keseimbangan lahir dan batin dalam kegiatan beribadah. Ketekunan dalam melaksanakan ibadah yang bersifat lahiriah dan dibalut dengan keikhlasan yang murni dalam menerima ketetapan Allah Swt yang kita alami. Setiap manusia yang benar-benar beriman kepada Allah, pasti dia menerima dengan tulus ketetapan dan takdir Allah yang mengenai dirinya. Ia juga tidak pernah meninggalkan usaha secara sungguh-sungguh dengan segala daya dan kemampuannya, dan sama sekali tidak melanggar larangan agamanya.
Kita harus selalu berusaha agar menjalankan berbagai kewajiban sebagai manusia muslim, menyerahkan dan berpasrah diri sepenuhnya kepada Allah Swt. Kita selalu meninggalkan berbagai hal yang diharamkan, bersikap sabar dan bertawakkal pada setiap menerima cobaan dan mensyukuri segala karunia dan kenikmatan yang diperoleh. Kita harus senantiasa merindukan untuk meraih keridhaan Allah dan saat-saat yang sangat indah berjumpa dengan-Nya. Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Kahfi: 110:
قُلۡ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٞ مِّثۡلُكُمۡ يُوحَىٰٓ إِلَيَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۖ فَمَن كَانَ يَرۡجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلۡيَعۡمَلۡ عَمَلٗا صَٰلِحٗا وَلَا يُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدَۢا
“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.”
Barang siapa yang telah memiliki keyakinan yang kuat dan hati yang mantap dalam beragama Islam, berarti ia akan senantiasa mengagungkan kehormatan dari syiar agama tersebut. Seorang Muslim harus selalu berusaha semaksimal mungkin untuk memperteguh keyakinannya. Semua itu bisa dilakukan dengan jalan terus menerus mencari ilmu dan melakukan amal yang shaleh. Mencari ilmu tidak boleh berhenti selam ajal masih di kandung badan yang digambarkan minal mahdi ilal lahdi, dari ayunan sampai liang lahad. Istilah itu sekarang disebut dengan life long education, dengan demikian, ilmunya akan terus bertambah. Setiap manusia mukmin harus secara tulus meneladani Nabi Saw karena hal itu merupakan wujud dari keimanannya. Setiap orang yang telah menyatakan diri sebagai mukmin dan muslim, hendaklah membuktikan pengakuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari berupa amal dan perbuatan yang baik dan terpuji.
Baca: Usia 40 Tahun menurut Al-Qur’an
Kita semua harus mampu menyelaraskan antara keyakinan, ucapan, dan aktivitas harian. Apabila seorang muslim telah dapat melaksanakan perintah-perintah Allah secara lahiriahnya dan batiniahnya dengan tulus, ia menerima segala ketentuan dan takdir Allah dalam dirinya. Berarti telah memperoleh karunia yang sangat luhur dengan memiliki nilai yang sangat tinggi yang tidak dapat lagi dihitung oleh siapapun. Aktivitas seperti itu akan mengantarkan seseorang menuju puncak ketenangan dan istiqamah. Semua itu merupakan bagian dari karunia Allah yang sangat agung dan luhur, serta tidak terbatas. Allah Swt berfirman dalam QS. An-Nahl: 18:
وَإِن تَعُدُّواْ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ لَا تُحۡصُوهَآۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَفُورٞ رَّحِيمٞ
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Untuk meraih puncak istikamah sebagaimana disebutkan di atas, tidaklah mudah, karena banyaknya godaan-godaan yang sering menjerumuskan umat manusia. Godaan itu biasanya berupa harta kekayaan, pangkat dan kedudukan, serta kecantikan kaum wanita. Untuk mengantisipasi berbagai macam godaan tersebut, diperlukan keimanan yang teguh dan semangat takwa yang tinggi. Allah Swt berfirman dalam QS. At-Taubah: 7:
… فَمَا ٱسۡتَقَٰمُواْ لَكُمۡ فَٱسۡتَقِيمُواْ لَهُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَّقِينَ
“… maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu, hendaklah kamu berlaku lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.”
Baca: Pengaruh Iman dan Moral terhadap Kesehatan Mental
Setelah manusia mencapai puncak istikamah, berarti mereka telah menapaki jalan yang lurus, jalan yang diridhai oleh Allah Swt. Itulah jalan yang ditempuh oleh para nabi dan rasul, para syuhada, para wali, orang-orang shaleh, dan orang-orang yang benar serta jujur. Alah Swt berfirman dalam QS. An-Nisa: 69:
وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُوْلَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَۚ وَحَسُنَ أُوْلَٰٓئِكَ رَفِيقٗا
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”