Ikhbar.com: Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) M Abdullah Syukri menyebut saat ini telah terjadi pergeseran fungsi media sosial (medsos).
Pernyataan tersebut disampaikan M Abdullah Syukri pada acara Halaqah Ilmiah dengan tema Jihad Digital: Penguatan Literasi Pesantren dalam Dunia Virtual yang digelar oleh Madrasah Al-Hikamus Salafiyah Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon, pada Kamis, 2 Maret 2023.
Menurutnya, media sosial mulanya digunakan sebagai sumber informasi. Tetapi kini, ia kerap menjadi sarang missinformasi.
“Orang di medsos bebas membuat narasi. Maka jika tidak dibekali dengan wawasan yang kuat, seseorang akan merasa bingung menilai mana yang benar dan mana yang salah,” kata sosok yang disapa Gus Abe itu.
Putra KH M Hasanuddin Kriyani, Buntet Pesantren itu mengajak para santri untuk memerangi kesalahan informasi di media sosial.
“Santri tanpa menghilangkan tradisinya tetap bisa berselancar di dunia maya, tetapi untuk melawan kesalahan informasi tersebut,” ujarnya.
Gus Abe mengatakan, seorang santri harus kreatif dalam mengisi konten di media sosial. Tujuannya, agar konten yang dihasilkan dapat bermanfaat.
“Penduduk Indonesia kurang lebih sebanyak 277 juta. Dari data tersebut, sebanyak 60 persen masyarakatnya terkoneksi internet. Maka ketika acara seperti ini, mungkin hanya disaksikan puluhan orang saja, tetapi melalui adanya live streming YouTube acara ini bisa jadi disaksikan oleh jutaan orang,” tuturnya.
Ia menceritakan, saat pandemi beberapa tahun silam memaksa orang untuk bertransformasi di dunia digital, termasuk pesantren. “Maka saat itu mulai banyak kiai pesantren yang menggelar ngaji live streaming,” ucap Gus Abe.
Gus Abe menilai, lima hingga 10 tahun belakangan literasi digital di pesantren cukup meningkat.
“Dulu literasi di dunia digital didominasi kelompok Islam kanan. Tetapi kini kita dari kalangan moderat pun sudah bisa mengimbangi,” kata dia.
Ia juga menilai bahwasannya saat ini sudah banyak manajemen pesantren yang memanfaatkan media digital.