Ikhbar.com: Perkembangan ilmu kedokteran modern tidak lantas menjadikan metode pengobatan berbasis spiritual kehilangan fungsinya. Dalam beberapa kasus, pengobatan yang kerap disebut rukiah itu menjadi pilihan utama ketika metode medis tidak lagi bisa menjelaskan keberadaan sebuah penyakit.
Praktisi rukiah sekaligus Pengasuh Pondok Al-Firdaus Buntet Pesantren Cirebon, Jawa Barat, Kiai Qomarul Huda menjelaskan, rukiah secara bahasa berarti penjagaan. Sedangkan menurut istilah, ahli bahasa Ibnu Atsir mendefinisikan rukiah sebagai permohonan penjagaan kepada Allah Swt dari segala penyakit lahir atau batin.
“Jadi, basis rukiah adalah doa dan zikir yang dilakukan dalam berbagai metode dan media. Rukiah lewat media air adalah salah satu metode yang cukup banyak digunakan, karena dipercaya sebagai katalisator terbaik,” kata Kiai Omang, sapaan akrabnya, kepada Ikhbar.com, pada Selasa, 28 Maret 2023.
“Waktu Zaid bin Tsabit sakit, Rasulullah Saw membacakan doa di atas gelas berisi air, kemudian diminumkan kepadanya,” sambung dia.
Kiai Omang menambahkan, dalam An-Nawadir, Syekh Al-Qolyubi menceritakan bahwa Rasulullah Saw mengajari para sahabat cara pengobatan praktis, yaitu dengan media air. Tentunya dengan melalui ritual-ritual tertentu.
Penggunaan air dalam rukiah bisa dengan cara diminum, atau digunakan untuk mandi, tergantung dari tingkat kesulitan penyakit setelah dilakukan analisis. Dalam praktiknya, rukiah digunakan untuk mengatasi penyakit fisik dan psikis.
“Air sangat efektif sebagai media penyembuhan. Relate dengan penelitian yang dilakukan ilmuwan Jepang, Masaru Emoto dalam Message from Water yang menyatakan bahwa partikel air yang dibacakan kepadanya hal-hal positif akan menyusun bentuk yang indah,” pungkas Kiai Omang.