Ikhbar.com: Bulan suci Ramadan tidak hanya menjanjikan pelipatgandaan pahala melalui pelaksanaan amal ibadah di dalamnya. Bulan puasa juga menghadirkan dampak positif bagi sisi ekonomi masyarakat Indonesia, termasuk bagi para pedagang kecil dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Menurut hasil survei Mandiri Institute, indeks frekuensi belanja (Mandiri Spending Index/MSI) pada periode Ramadan tahun lalu berada di level 179,4.
Tercatat, puncak belanja pada periode Ramadan 2022 lebih tinggi 31% dibandingkan pada Ramadan 2021. Angka tersebut merupakan level tertinggi yang dicapai sepanjang pandemi Covid-19.
Syaratnya, pemanfaatan peningkatan tingkat konsumsi masyarakat ini harus disiapkan para pelaku usaha jauh-jauh hari sebelum Ramadan tiba. Para pelaku UMKM harus memikirkan dan mempertimbangkan dengan matang dari mulai ide bisnis, permodalan, hingga pembacaan pasar.
Berikut adalah sejumlah ide bisnis yang bisa disiapkan untuk dijalankan selama bulan suci Ramadan;
Makanan takjil dan minuman segar
Magrib adalah waktu yang paling dinanti umat Muslim saat menjalankan ibadah puasa. Di Indonesia, terdapat tradisi menunggu azan Magrib berkumandang dengan jalan-jalan sore atau biasa disebut ngabuburit.
Tradisi masyarakat ini bisa dimanfaatkan dengan menjajakan jajanan kecil dan minuman segar sebagai bekal persiapan berbuka puasa. Nilai strategis ide bisnis ini dikuatkan dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang tidak langsung mengawali buka puasa dengan makanan berat. Sebagian masyarakat Indonesia justru lebih gemar menyudahi kewajiban berpuasanya dengan makanan kecil ataupun minuman segar.
Dari sejumlah survei yang dilakukan, bisnis berjualan ini memiliki peluang meraup untung hingga lebih dari 100% dari modal awal.
Baju muslim perlengkapan ibadah
Tidak harus menunggu Lebaran tiba, bisnis penjualan baju Muslim dan perlengkapan ibadah juga mendapati kenaikan tren jelang bulan puasa.
Kebiasaan masyarakat yang mendambakan tarawih pertamanya berjalan dengan khidmat, justru biasanya menyiapkan diri dengan tampilan busana maupun kelengkapan ibadah yang baru, seperti mukenah, sajadah, tasbih, dan sejenisnya.
Meskipun membutuhkan modal yang lebih ketimbang ide bisnis pertama, namun peluang keuntungannya akan terus berlanjut dan bahkan berlibat ganda hingga hari raya Idulfitri tiba.
Kurma dan sirup buah
Kurma menjadi ciri khas Ramadan di Indonesia. Bahkan, saking larisnya, impor kurma dari sejumlah negara Arab terus mengalami peningkatan di setiap jelang bulan puasa.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), volume impor kurma Indonesia pada 2021 mencapai 50.133 ton dengan nilai 69 juta dolar Amerika Serikat (AS). Jual beli kurma dalam partai besar dan kecil menjadi ide bisnis yang tetap menarik di setiap jelang bulan Ramadan.
Selain kurma, semarak iklan sirup buah juga menjadi penanda masuknya bulan Ramadan di Indonesia. Sirup buah menjadi incaran favorit masyarakat guna menemani mereka menunfaskan puasa di saat azan Magrib berkumandang.
Kue kering
Kue kering banyak dibutuhkan saat Ramadan dan Lebaran. Bisnis ini bisa menjadi nilai yang lebih strategis jika mulai dijalankan sejak sekarang.
Proses produksi kue kering yang cukup memakan waktu, ditambah peluang pesanan yang terus meningkat jelang Lebaran menjadikan ekskusi ide bisnis ini mesti disiapkan jauh-jauh hari. Kue kering juga bisa dimulai dengan sistem pre-order (PO) sejak awal Ramadan.
Oleh-oleh khas daerah
Mudik menjadi tradisi masyarakat Indonesia berikutnya. Kegiatan pulang kampung atau saling kunjung keluarga antarkota ini bisa dimanfaatkan menjadi potensi bisnis yang menggiurkan melalui penjualan oleh-oleh khas daerah.
Ada banyak ide yang bisa dieksplorasi untuk menjalani bisnis ini. Tidak hanya berupa makanan, oleh-oleh khas daerah yang dimaksud juga bisa berupa kaus, aksesoris sederhana, hingga banyak karya kerajinan tangan lainnya.