Ikhbar.com: Uni Eropa dengan tegas mengutuk pernyataan Menteri Keamanan Israel, Itamar Ben-Gvir, yang mengindikasikan kemungkinan perubahan posisi Israel terhadap status quo Kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem, salah satu situs paling suci bagi umat Islam.
“Uni Eropa mengutuk keras provokasi Menteri Israel Ben-Gvir yang, selama kunjungannya ke Tempat Suci itu, menganjurkan pelanggaran status quo,” ujar kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, melalui platform X, dikutip pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Baca: Israel Berencana Jadikan Masjid Al Aqsa sebagai Tempat Ibadah Khusus Yahudi
Kantor berita Sputnik melaporkan, Borrell menegaskan kembali seruan Uni Eropa untuk mempertahankan status quo di Al Aqsa, termasuk menghormati peran khusus Yordania di situs tersebut.
Berdasarkan perjanjian perdamaian Israel-Yordania tahun 1994, Yordania bertanggung jawab atas administrasi dan pengaturan kunjungan serta ibadah di Masjid Al Aqsa, dengan pengawasan dan kehadiran pasukan keamanan Israel.
Pernyataan Josep Borrell ini muncul sebagai tanggapan atas klaim Ben-Gvir dalam sebuah video. Dalam video tersebut, Ben-Gvir tampak berpose dengan latar belakang Masjid Al Aqsa dan menyatakan bahwa Israel akan mengizinkan orang-orang Yahudi untuk beribadah di sana, meskipun hal ini melanggar perjanjian yang ada.
Namun, kantor otoritas kepala pemerintahan Israel Benjamin Netanyahu membantah pernyataan Ben-Gvir tersebut. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Mesir pada Selasa menyatakan bahwa penyerbuan para pejabat Israel ke Kompleks Masjid Al Aqsa melanggar hukum internasional dan merusak status hukum Yerusalem.
Baca: Ribuan Yahudi Israel Serbu Masjid Al Aqsa
Kunjungan pejabat Israel ke Al Aqsa sebelumnya telah memicu kemarahan warga Palestina dan kecaman dari negara-negara Arab. Masjid Al Aqsa, yang terletak di kawasan Kota Tua Yerusalem, dianggap sebagai situs tersuci ketiga bagi umat Islam.
Laporan itu juga mengutip perjanjian status quo Yerussalem, yang dirumuskan Moshe Dayan, mantan menteri pertahanan Israel pada 1967, bahwa orang-orang non-Muslim diperbolehkan mengunjungi kompleks itu sebagai wisatawan, tetapi mereka dilarang beribadah.
Ben-Gvir, seorang ekstremis sayap kanan, sering berkunjung ke Al Aqsa dan secara berulang kali mendorong orang-orang Yahudi untuk beribadah di sana. Dia menyatakan telah memberikan izin untuk melakukan hal itu sebagai wakil dari pemimpin negara.