Trump Tunjuk Elon Musk Jadi Penasihat Reformasi Birokrasi, LSM AS: Dia Tahu Apa?

CEO Tesla dan pemilik X Elon Musk berbicara saat Donald Trump terlihat dalam rapat umum di lokasi percobaan pembunuhan Trump pada bulan Juli, di Butler, Pennsylvania, AS, 5 Oktober 2024. REUTERS/Brian Snyder

Ikhbar.com: Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump menunjuk Elon Musk untuk memimpin inisiatif efisiensi pemerintahan baru. Langkah ini memberikan pengaruh lebih besar bagi orang terkaya di dunia yang telah menyumbangkan jutaan dolar guna mendukung kemenangan Trump tersebut.

Musk, bersama mantan calon presiden dari Partai Republik, Vivek Ramaswamy akan memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah yang baru dibentuk. Trump menyatakan bahwa entitas ini akan beroperasi di luar batasan struktur pemerintah formal.

“Musk dan Ramaswamy akan membuka jalan bagi pemerintahan untuk membongkar birokrasi, mengurangi regulasi yang berlebihan, memangkas pengeluaran yang tidak perlu, serta merestrukturisasi badan-badan federal,” Trump dalam pernyataannya, sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu, 13 November 2024.

Baca: Kekalahan Kamala Harris Bukti Kesetaraan Gender di AS hanya ‘Omon-omon’?

Trump juga menyebut bahwa departemen ini akan membantu merealisasikan impian lama Partai Republik dengan menyediakan nasihat dan panduan dari luar pemerintah. Tugas mereka bersifat informal, sehingga tidak memerlukan persetujuan Senat dan memungkinkan bagi Musk untuk tetap memimpin perusahaannya, termasuk Tesla, platform media sosial X, serta perusahaan antariksa SpaceX.

Departemen baru ini diharapkan bekerja sama dengan Gedung Putih dan Kantor Manajemen & Anggaran (OMB) guna mendorong reformasi struktural besar-besaran dan menciptakan pendekatan kewirausahaan yang belum pernah ada dalam pemerintahan AS. Pekerjaan ini dijadwalkan selesai pada 4 Juli 2026, bertepatan dengan peringatan 250 tahun Deklarasi Kemerdekaan AS.

Musk, yang dinobatkan sebagai orang terkaya di dunia oleh Forbes, diperkirakan akan memperoleh keuntungan besar dari kemenangan Trump. Pengusaha tersebut diharapkan memiliki pengaruh luar biasa dalam mendukung bisnis-bisnisnya serta memperoleh perlakuan khusus dari pemerintah.

Musk memiliki banyak hubungan dengan Washington dan telah menyumbangkan jutaan dolar untuk kampanye Trump, bahkan tampil bersama presiden terpilih dalam beberapa kesempatan. Penambahan peran ini dalam portofolio Musk dipandang dapat meningkatkan nilai pasar perusahaannya dan sektor-sektor bisnis yang didukungnya, seperti kecerdasan buatan (AI) dan cryptocurrency.

“Jelas bahwa Musk akan memiliki peran besar di pemerintahan Trump dengan pengaruhnya yang luas di banyak badan federal,” kata Daniel Ives, analis ekuitas dari Wedbush Securities, dalam sebuah catatan risetnya.

“Kami percaya bahwa keuntungan utama bagi Musk dan Tesla jauh lebih besar daripada potensi risikonya, ini merupakan strategi luar biasa dari Musk dengan memasang taruhannya pada Trump,” tambah Ives.

Baca: Aneka Reaksi Negara Muslim usai Trump Menang Pilpres AS 2024

Namun, langkah ini menuai kritik dari Public Citizen, sebuah LSM konsumen progresif yang menantang berbagai kebijakan Trump pada masa jabatan pertamanya.

“Musk tidak hanya tidak tahu tentang efisiensi pemerintahan dan regulasi, tetapi bisnisnya sendiri sering kali melanggar aturan yang justru berpotensi ia ubah dalam posisinya yang baru,” kata Lisa Gilbert, co-presiden Public Citizen.

“Ini adalah bentuk korupsi korporat yang sangat parah,” pungkasnya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.