Ikhbar.com: Pemerintah Malaysia telah menobatkan Sultan Ibrahim bin Sultan Iskandar dari negara bagian Johor sebagai raja baru di Negeri Jiran pada Rabu, 31 Januari 2024. Sultan yang berusia 65 tahun itu naik takhta menggantikan Raja Abdullah Sultan Ahmad Shah dari Pahang yang telah menyelesaikan masa jabatan lima tahun.
“Malaysia kini memiliki Kepala Negara Tertinggi yang baru setelah pelantikan Yang Mulia Sultan Ibrahim dari Johor sebagai Yang di-Pertuan Agong ke-17. dalam sebuah upacara yang kental dengan tradisi Melayu di Istana Negara,” tulis Kantor Berita Malaysia, Bernama, dikutip pada Rabu, 31 Januari 2024.

Baca: Malaysia Bersiap Ganti Raja
Penobatan Sultan Ibrahim berlangsung di Istana Negara, Kuala Lumpur sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim terlihat hadir dan menyambut langsung kedatangan kepala negara baru tersebut.
Setelah mengikuti serangkaian upacara kehormatan, Sultan Ibrahim membacakan sumpah jabatan dalam rapat khusus Konferensi Para Penguasa ke-264 di Balairung Seri, Istana Negara. Kemudian, Sultan Ibrahim pun menandatangani sejumlah dokumen pengesahan jabatannya sebagai raja.
“Upacara tersebut juga menandai dimulainya masa pemerintahan Sultan Ibrahim sebagai pilar kedaulatan bangsa, perdamaian dan persatuan negara sesuai dengan Konstitusi Federal,” tulis mereka.
Baca: 5 Rukun Warga Malaysia Mirip Pancasila
Dalam upacara tersebut, Sultan Perak, Sultan Nazrin Shah (67), juga mengambil sumpah jabatan sebagai Wakil Raja, melengkapi sistem monarki konstitusional yang dianut di negara tersebut.
“Sultan Ibrahim dan Sultan Nazrin Shah dipilih untuk menduduki jabatan tersebut oleh Penguasa Melayu pada Pertemuan (Khusus) ke-263 Konferensi Penguasa pada bulan Oktober tahun lalu untuk memerintah selama lima tahun, mulai hari ini,” tulis Bernama.

Malaysia memiliki sistem monarki yang unik dengan menerapkan sistem bergilir kepada sultan-sultan Melayu di sembilan negara bagian untuk menjadi Raja Malaysia. Sistem ini dimulai ketika negara tersebut memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada 1957.