Ikhbar.com: Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional (LHKI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dengan dukungan dari Lembaga Zakat, Infaq, dan Shadaqah (Lazis) Muhammadiyah, meluncurkan program yang menyediakan konseling, penyembuhan trauma, serta pelatihan bagi 200 pemuda Palestina.
Baca: Kemerdekaan Palestina Jadi Utang Negara-negara Islam
Program ini bertujuan membentuk mereka menjadi agen perubahan, yang mengedepankan diplomasi tanpa kekerasan melalui peacebuilding lab.
“Jadi nanti di peacebuilding lab, ada sesi-sesi di mana kita menyediakan konseling untuk trauma healing, misalnya melalui story telling (cerita atau dongeng), katarsis (pelepasan emosi), menceritakan bagaimana perasaan mereka kehilangan dan ketidakadilan yang menimpa mereka, tetapi juga dalam pelatihan-pelatihan itu akan ditumbuhkan kemampuan untuk melihat peluang dan harapan,” ujar Pemimpin Program sekaligus Sekretaris LHKI PP Muhammadiyah, Yayah Khisbiyah, dikutip dari ANTARA, pada 28 Mei 2024.
Yayah menjelaskan bahwa tujuan utama program peacebuilding lab adalah memperjuangkan pemberdayaan dan inklusi kaum muda sebagai katalis transformasi konflik, serta memperkuat keamanan manusia bagi pengungsi dan korban perang, khususnya dari Gaza.
“Program ini diharapkan dapat berkontribusi dalam proses bina damai yang dilakukan oleh berbagai mitra dan pemangku kepentingan untuk masa depan Palestina merdeka yang berkeadilan dan berkemakmuran,” tambahnya.
Ia menjelaskan, sebanyak 200 pemuda Palestina akan dilatih melalui kampanye-kampanye edukatif, yang menekankan kedamaian dan keberlanjutan.
Baca: Muhammadiyah Luncurkan Buku Pemikiran Moderat Ketum Haedar Nashir
“Kita akan melatih agen-agen perubahan, jadi tidak melulu berupa kemarahan atau frustrasi, tetapi mengambil jalan yang antikekerasan, apapun bentuknya apakah itu membentuk dialog dengan pihak-pihak yang berbeda misalnya, atau berupa kampanye-kampanye edukatif tentang mencari alternatif atau solusi perdamaian yang tidak menggunakan kekerasan dan yang lebih berkelanjutan,” jelas Yayah.
Yayah menyatakan, inisiatif peacebuilding lab ini akan mencakup beberapa kegiatan utama, di antaranya: pengembangan kapasitas kaum muda dan perempuan dalam dialog multikultural dan kemampuan diplomasi untuk penyelesaian konflik dengan pendekatan antikekerasan, peningkatan kesadaran melalui media untuk memerangi ujaran kebencian, misinformasi, stereotip, dan diskriminasi, serta penguatan resiliensi psikososial melalui konseling psikoedukasi pemulihan trauma perang.
Program ini juga akan melibatkan advokasi kebijakan melalui kampanye global untuk Gaza atau Palestina, serta kunjungan timbal balik antara PP Muhammadiyah dengan delegasi mitra pemangku kepentingan Palestina ke Jakarta-Yogyakarta (Indonesia) dan ke Tepi Barat-Ramallah (Palestina).
Pelaksanaan program peacebuilding lab akan dimulai pada Juni 2024 dan diuji coba selama enam bulan sebelum dievaluasi untuk keberlanjutan programnya.