Ikhbar.com: Pengurus Pusat Muhammadiyah melalui Lembaga Kajian Kemitraan Strategis (LKKS) meluncurkan buku Jalan Baru Moderasi Beragama pada Senin, 5 Maret 2024.
Acara yang berlangsung di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat juga dihadiri sejumlah tokoh, seperti Jusuf Kalla, Susi Pudjiastuti, Kardinal Suharyo, hingga Abdul Mu’ti.
Ketua Lembaga Kajian Kemitraan Strategis (LKKS) PP Muhammadiyah, Fajar Riza Ul Haq menjelaskan, buku setebal 528 halaman itu merupakan kumpulan tulisan dari beberapa rekan, pemikir ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an.
“Buku yang diterbitkan Kompas ini sebagai salah satu hasil dari interaksi dengan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir baik secara fisik maupun pemikiran,” ujarnya.
Ia mengatakan, buku tersebut berusaha membedah pemikiran Haedar Nashir tentang moderasi, bukan hanya dalam urusan beragama, tetapi juga aspek lainnya, termasuk kebangsaan.
“Peluncuran buku ini tidak semata-mata merayakan 66 tahun Pak Haedar. Tapi bagaimana kita mencoba merawat pemikiran moderat untuk bangsa ini,” kata Fajar.
Baca: Beda Gelombang Radikalisme di Medsos pada Pemilu 2024 dan 2019
Sementara itu, Wakil Presiden ke-10 dan 12, Jusuf Kalla menilai, pandangan moderat memang selalu dibutuhkan bangsa yang majemuk seperti Indonesia.
“Bahkan moderasi juga dibutuhkan oleh umat beragama. Pasalnya, dalam agama juga terdapat perbedaan-perbedaan,” kata dia.
Tokoh asal Sulawesi Selatan itu sepakat dengan Muhammadiyah yang mengarusutamakan pendidikan. Jusuf Kalla menegaskan, rendahnya pendidikan dan sikap toleransi seringkali menjadi sekam kering yang mudah dibakar oleh kepentingan sepihak.
Realitas itu, kata dia, juga yang menjadi pemicu saat kerusuhan di Poso. “Pendidikan dan hubungan kita dapat merubah itu dan dengan toleransi yang baik akan berguna bagi bangsa Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, pemikiran moderasi Haedar Nashir dalam buku tersebut adalah tidak lembek dan bukan tanpa kejelasan, melainkan suatu sikap eklektik, tidak ekstrim kiri atau kanan.
“Selain itu, moderasi yang dalam istilah Agama Islam disebut dengan wasathiyah juga mengandung nilai sebagai keunggulan dibandingkan dengan yang lain,” tandasnya.