Ikhbar.com: Puncak Resepsi Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) bukan pagelaran unjuk kekuatan atau sekadar giring-giring massa. Lebih dari itu, peringatan hari lahir (harlah) organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam terbesar di Indonesia ini mampu menghadirkan banyak hikmah dan pelajaran, salah satunya prinsip persaudaraan tanpa batas.
Persiapan acara peringatan sepuluh dekade perjalanan NU berdasarkan penanggalan Hijriyah ini tidak hanya melibatkan pihak internal pengurus NU dan warga Nahdiyin, akan tetapi juga dilakukan secara suka rela oleh sejumlah komunitas lintas ormas bahkan keagamaan.
Salah satunya dilakukan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sidoarjo, Jawa Timur. Mereka turut berpartisipasi dalam Puncak Resepsi Satu Abad NU yang berlangsung di Stadion Gelora Delta, pada Selasa, 7 Februari 2023. Demi memeriahkan peringatan hari lahir NU yang ke-100 ini, jemaat GKI Sidoarjo secara swadaya memasang 9 bendera NU dan 4 bendera merah putih di depan gedung gereja.
Tak hanya itu, Pendeta GKI Sidoarjo, Leonard Andrew Immanuel mengatakan bahwa pihaknya juga membuka posko untuk singgah para jamaah Nahdiyin.
“Kami juga membuka tempat istirahat. Para jemaah ini akan mendapat makan dan minum, juga fasilitas toilet serta WiFi secara gratis,” ucap Pendeta Leonard, Senin, Februari 2023.
Leonard juga mengatakan telah menerima rombongan jemaah NU dari Kendal, Jawa Tengah sebanyak dua bus yang transit di GKI Sidoarjo.
“Mereka datang di hari Senin sore (sehari sebelum Puncak Resepsi Satu Abad NU digelar),” ucapnya.
Bahkan, GKI Sidoarjo juga akan menyediakan atau membuka layar untuk nonton bareng acara Puncak Resepsi Satu Abad NU di Gelora Delta Sidoarjo.
“Bila panita satu Abad NU menyediakan live streaming, kami juga akan membuka layar, agar para jemaah yang tidak dapat mendekat ke lokasi bisa tetap mengikuti acara satu abad NU ini,” ucap Pendeta Leonard.
GKI Sidoarjo terletak di Jalan Trunojoyo Nomor 39, Kelurahan Sidokumpul, Kecamatan Sidoarjo. Jaraknya sekitar 2,6 kilometer dalam waktu tempuh kira-kira 7 menit dari/menuju Stadion Gelora Delta.
Hal serupa dilakukan Keluarga besar Muhammadiyah Kabupaten Sidoarjo. Sebagai saudara yang saling mendukung, keluarga besar Muhammadiyah Sidoarjo menyiapkan beberapa layanan dan fasilitas gratis bagi jamaah puncak resepsi 1 Abad NU yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia.
Fasilitas dan layanan gratis yang disiapkan keluarga besar Muhammadiyah Sidoarjo yaitu parkir kendaraan, masjid untuk istirahat, 2.000 porsi nasi, 9.000 air minum, 3.000 porsi bakso, kudapan teh hangat dan snack untuk 2.000 orang dan ambulan gratis.
Fasilitas dan pelayanan tersebut dipusatkan di kampus Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) dan Perguruan Muhammadiyah Sidowayah Sidoarjo di Jalan Mojopahit 666 B Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo.
Kepala Sekretariat UMSIDA Kumara Aji Kusuma mengatakan, pihaknya ingin menjadi bagian dari umat yang saling mendukung. Menurutnya, dukungan yang diberikan Muhammadiyah Sidoarjo merupakan inisiatif keluarga besar Muhammadiyah yang dikomandoi oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Sidoarjo. Fasilitas tersebut dapat digunakan dan dinikmati oleh jemaah.
“Tapi beberapa tamu dari luar Sidoarjo sudah ada yang konfirmasi ke panitia, mereka akan menggunakan fasilitas Muhammadiyah sejak tanggal 6 malam, jam 10 sudah ada yang di sini. Dan kami mempersilakan kepada mereka untuk istirahat di masjid, menikmati konsumsi juga,” kata Kumara.
Ia menambahkan, ada 90 orang personel yang akan membantu mendistribusikan makanan dan minuman gratis tersebut. Personel tersebut merupakan para pengurus dari PD Muhammadiyah Sidoarjo, UMSIDA, SMA Muhammadiyah, Takmir Masjid Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan dari Gerakan Zakat Infak Sedekah Muhammadiyah.
Bagi Muhammadiyah, lanjut Kumara, Resepsi Satu Abad NU adalah momentum untuk memperkuat keumatan dan kebangsaan dengan saling bersinergi satu sama lain, apalagi memasuki abad kedua, NU diharapkan dapat semakin sukses menuju kebangkitannya.
“Ya, di abad kedua ini, kita berharap NU bisa lebih bangkit, merawat jagat membangun peradaban saling rahmatan lil ‘alamin,” tegasnya.
Jika diibaratkan, pemeluk Kristen adalah tetangga dekat NU yang memegang teguh prinsip dakwah Islam rahmatan lil alamin. Sementara Muhammadiyah adalah saudara tua (karena lahir lebih dulu, 1912) yang sejak prakemerdekaan RI telah turut bersama-sama menjadi pilar dan kekuatan bangsa.