Ikhbar.com: Perundungan atau bullying dan bercanda mempunyai perbedaan yang signifikan. Keduanya dapat dilihat dari niat si pelaku terhadap korban.
Demikian disampaikan psikolog klinis, Annisa Mega Radyani, M. Psi seperti dikutip dari Antara pada Ahad, 25 Februari 2024. Menurutnya, aksi bullying cenderung berniat untuk menyakiti orang lain.
“Pelaku perundungan menang ada intensi atau niat untuk menyakiti korban. Jadi, secara jelas orang tersebut ada keinginan untuk membuat orang lain itu tidak nyaman, atau secara sengaja membuat seseorang terluka, jadi ada intensi seperti itu,” kata perempuan lulusan magister psikologi Universitas Indonesia (UI) itu.
Sedangkan tindakan yang bersifat candaan, kata dia, hanya didasari motif sebatas ingin bersenda gurau dengan teman.
“Yang melakukannya itu memang tanpa ada niat untuk menyakiti atau membuat orang lain tidak nyaman,” katanya.
Baca: Pendidikan Akhlak Jadi Kurikulum Jitu Cegah Perilaku Bullying
Annisa menjelaskan, tindakan perundungan juga bisa dilakukan secara spesifik kepada orang atau kelompok tertentu, dan terjadi secara berulang-ulang.
“Bullying atau perundungan itu memang tidak hanya sekali atau dua kali, tapi ketika itu terjadi berulang kali dan dalam waktu berdekatan,” ujar dia.
Ia menegaskan, orang tua mempunyai peran penting dalam mendidik anak dalam mencegah sifat perundung. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengajarkan perbedaan antara tindakan yang bersifat candaan dan yang menjurus kepada perilaku perundungan.
“Artinya dari orang tua atau keluarga penting sekali mendidik anak sejak dini untuk memahami apa, sih, bullying itu? Apa sih bedanya bullying dan bercanda? Perilaku apa aja sih yang udah disebut sebagai bullying?,” ucap dia.
Selain itu, kata Annisa, orang tua juga didorong untuk mengajarkan konsekuensi dari setiap perbuatan yang dilakukan oleh anaknya.
Annisa mengatakan, orang tua juga perlu tegas dalam menyampaikan kepada anak terkait mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
“Kalau memang anak melakukan kesalahan, kita tetap konsisten menyampaikan bahwa itu tidak boleh lagi dilakukan,” kata dia.