Ikhbar.com: Pondok pesantren terus berpacu dengan tantangan zaman. Oleh sebab itu, lembaga pendidikan tertua di Indonesia ini diminta terus bergerak untuk menggenapi kurikulum keilmuan yang akan disajikan kepada para santrinya.
Demikian disampaikan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof. Dr. Buya KH Said Aqil Siroj, saat menyampaikam mauidah hasanah dalam acara Khatmi Alfiyah, Al-Qur’an Binnadzar & Bilghaib, Juz ‘Amma dan At-Taysir Ke-2, Ma’had Misykat Al-Anwar, Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon, Jawa Barat, pada Ahad, 11 Juni 2023.
“Pesantren harus menyempurnakan metode pengajarannnya. Pertama, dengan cara memperbaiki manhajut ta’lim atau cara mentransfer pengetahuan,” kata Buya Said, sapaan akrab ulama kharismatik tersebut.
Buya Said menjelaskan, manhajut ta’lim terdiri dari dua cara, yakni thariqatul hifz (menghafal) dan thariqatul fahm (memahami). “Dua-duanya harus berimbang,” katanya.
Baca: Buya Said: Bodoh Bisa Berbuah Dosa
Pasalnya, lanjut Buya Said, kedua dari metode pengajaran itu tidak boleh terlepas satu dengan yang lainnya atau tidak bisa saling mengalahkan di antara keduanya.
“Jika hafal tanpa memahami, maka jatuhnya mirip burung beo. Sedangkan paham tetapi tidak hapal, juga akan menjadi perkara tabu,” tegas Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah, Jakarta tersebut.
Buya Said mengatakan, dalam menyajikan ilmu pengetahuan, pesantren juga hendaknya memiliki guru yang cakap, terutama dalam ilmu-ilmu yang berkaitan dengan pemahaman Al-Qur’an.
“Pesantren harus punya muallim (pengajar) yang menguasai keilmuan Al-Qur’an, dari qira’at sebagai bagian dari khazanah, ushul fiqih, sejarah, muqaranah (perbandingan), hingga tentang asbabun nuzul,” jelasnya.
“Mereka yang membaca dan memaknai Al-Qur’an hanya berbekal dari terjemahan, tanpa memahami asbabun nuzul, pasti akan salah,” sambung Buya Said.
Kedua, kata Buya Said, pesantren juga harus melihat dan tertantang atas segala kondisi yang terjadi di masyarakat. Segala problematika yang ada di sekitar mesti diterjemahkan sebagai sebuah tantangan.
“Pesantren harus peka terhadap kondisi masyarakatnya,” kata Buya Said.