Ikhbar.com: Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah menandatangani ta’limatul hajj (kesepakatan perhajian) dengan Indonesia untuk musim pemberangkatan tahun 1445 H/2024 M. Arab Saudi berjanji akan memberikan pelayanan lebih baik ketimbang musim-musim haji sebelumnya.
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arab Saudi, Waleed Abdulkarim mengatakan, pihaknya akan mengantisipasi persoalan-persoalan yang pernah terjadi di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) pada 2023 lalu.
“Kami Pemerintah Saudi terus berupaya untuk memperbaiki seluruh sistem, manajemen, dan pelayanan haji dengan sebaik-baiknya. Supaya jemaah haji dari seluruh penjuru dunia, tentunya jemaah Indonesia dapat terlayani dengan baik, maksimal, dan optimal,” kata Waleed, dikutip dari laman Kemenag, pada Kamis, 11 Januari 2024.
Baca: 2023 Jadi Tahun dengan Jumlah Jemaah Umrah Terbanyak
Menurutnya, memberikan pelayanan yang optimal untuk penyelenggaraan ibadah haji merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi pemerintah dan masyarakat Arab Saudi. Terlebih, bagi Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia.
“Pelaksanaan haji ini sangat kompleks sekali. Terkait banyak persoalan mulai dari transportasi, akomodasi, penanganan jemaah haji yang beragam. Tentu ini sangat butuh persiapan karena kompleksitas yang begitu besar,” jelas Waleed.
Agar pelaksanaan haji tahun ini berjalan dengan mulus, Waleed berharap Kementerian Agama (Kemenag) RI bisa terus menjalin komunikasi dengan otoritas Arab Saudi.
“Supaya persoalan dan tantangan yang ada segera dikordinasikan untuk mendapatkan solusi-solusi terbaik,” katanya.
Baca: 30 Ton Parfum per Hari Guyur Masjid Nabawi
Sementara itu, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki menilai kelancaran koordinasi dan komunikasi merupakan hal yang sangat penting untuk terus dilakukan.
“Bukan hanya dengan pemerintah Arab Saudi, tetapi juga dengan pihak-pihak terkait. Sehingga pelaksanaan ibadah haji tahun 1445 H/2024 M dapat berjalan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” katanya.
“Kemarin sudah dilakukan penandatanganan ta’limatul hajj sebagai starting point kami dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini,” tambah Saiful.
Sebelumnya, penyelenggaraan haji 2023 sempat mengalami sejumlah masalah, terutama ketika dalam fase Armina. Kendala itu mulai dari keterlambatan distribusi makanan, penjemputan, hingga masalah tenda dan toilet.
Banyak negara menyatakan kecewa dengan pelayanan yang disediakan oleh pihak ketiga Arab Saudi. Mereka menilai, apa yang didapatkan oleh para jemaah tidak sesuai dengan kesepakatan.