Ikhbar.com: Warga Gaza menggelar salat Iduladha di ruang terbuka, di antara reruntuhan masjid dan rumah yang hancur akibat serangan Israel. Krisis pangan yang makin parah juga membayangi perayaan tersebut.
“Ini adalah Iduladha terburuk bagi rakyat Palestina karena perang yang tidak adil ini. Tidak ada makanan, tepung, tempat tinggal, masjid, rumah, bahkan kasur… Kondisinya sangat, sangat berat,” ujar warga Kota Khan Younis, Kamel Emran, dikutip dari Arab News, pada Sabtu, 7 Juni 2025.
Iduladha tahun ini menandai dua kali berturut-turut umat Muslim Gaza tak bisa menunaikan ibadah haji ke Arab Saudi akibat perang.
Baca: 70% Sekolah di Gaza Hancur Dirudal Israel
Sementara itu, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) memperkirakan sekitar 500.000 warga Gaza akan mengalami kelaparan akut hingga September, dengan ancaman kelaparan meluas ke seluruh wilayah.
“Risiko kelaparan kini mengancam seluruh Jalur Gaza,” ujar Rein Paulsen dari FAO.
Dalam dua pekan terakhir, lebih dari 80 warga tewas akibat tembakan saat antre bantuan. Tentara Israel berdalih menembakkan peluru peringatan untuk menghalau kerumunan yang mendekat.
Baca: Banyak Makan Korban, Bantuan AS-Israel untuk Gaza Disetop
Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang didukung kontraktor asal Amerika Serikat (AS) menutup seluruh pusat distribusinya karena kekerasan yang terus berlangsung. Mereka mengimbau warga menjauh demi keselamatan dan belum mengumumkan jadwal penyaluran selanjutnya.