Ikhbar.com: Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin mengusulkan dibentuknya kepengurusan dewan kiai untuk mengawasi pesantren di Indonesia. Upaya tersebut dilakukan agar tidak ada lagi kasus kekerasan terhadap santri.
“Nah ini kita minta nanti juga, nanti ada semacam Dewan Kiai untuk mengawasinya, jangan sampai terjadi hal-hal yang seperti itu,” ucap Wapres dikutip dari Antara pada Senin, 14 Oktober 2024.
Dalam kesempatan itu, ia menegaskan bahwa lembaga yang menerapkan prinsip pengajaran dengan kekerasan dipastikan itu bukan sebuah pesantren.
“Ciri pesantren adalah tempat untuk mendidik bukan sebagai tempat kekerasan. Pesantren itu tentu kita awasi dengan dekat ya, sebenarnya kan pesantren yang ada seperti itu kasus ya, bukan ciri pesantren,” katanya.
Baca: JPPRA Minta Dugaan Kekerasan Siram Santri dengan Air Cabai di Aceh Diusut Tuntas
Kiai Ma’ruf menekankan pentingnya pesantren dalam menerapkan kurikulum ramah anak. Pasalnya, jika tidak demikian, maka dikhawatirkan akan menimbulkan kasus kekerasan.
“Ketika ada kasus itu, itu penyimpangan. Ini berarti bukan orang pesantren, membangun pesantren, bukan santri dia. Kalau santri kan tidak punya watak seperti itu, jadi itu ada penyelundupan. Penyelundupan, penyelewengan, orang bukan santri menggunakan pesantren menimbulkan masalah,” katanya.
Ia menyampaikan pesantren merupakan tempat untuk mencetak seseorang menjadi berakhlak mulia. Jika ada tindak kekerasan di pesantren, kata dia, maka mereka bukan bagian dari santri yang hendak memajukan pesantren.
Kiai Ma’ruf menegaskan bahwa keberadaan pesantren masih sangat dibutuhkan di negeri ini. Ia menilai bahwa lembaga tersebut merupakan wadah lahirnya orang-orang yang paham agama.
“Kenapa pondok itu perlu? Karena memang pesantren itu tempat mencetak orang-orang yang paham agama, bahasa yang biasa kita gunakan menyiapkan orang yang paham agama,” katanya.
Menurutnya, orang yang paham agama bisa dipastikan ia akan melanjutkan perjuangan. Mereka yang belajar di pesantren juga sebagai regenerasi para ulama yang sudah sepuh.
“Karena para ulama ini tidak semuanya hidup selamanya, dia akan meninggal satu-satu, harus ada penggantinya,” tandasnya.