Bantu Israel, AS Sumbang Pasukan dan Sistem Anti-Rudal Canggih untuk Serang Iran

Sebuah pencegat Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) diluncurkan tampak dalam foto selebaran yang tidak bertanggal. Dok REUTERS

Ikhbar.com: Amerika Serikat (AS) akan mengirim pasukan militer dan sistem pertahanan rudal berteknologi tinggi ke Israel guna mengantisipasi kembali terjadinya serangan rudal besar-besaran yang dilakukan Iran. Secara terang-terangan, AS menyebut sumbangannya itu sebagai bagian dari upaya memperkuat pertahanan udara Israel dari ancaman musuh.

Presiden AS, Joe Biden menjelaskan bahwa pengiriman pasukan dan sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) ini bertujuan untuk melindungi Israel. Tindakan ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan setelah Iran menembakkan lebih dari 180 rudal balistik ke Israel pada 1 Oktober 2024.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi memberikan peringatan keras terkait langkah AS tersebut. Menurutnya, AS telah mempertaruhkan nyawa tentaranya dengan menempatkan mereka di Israel untuk mengoperasikan sistem pertahanan rudal.

“Kami telah berupaya keras dalam beberapa hari terakhir untuk mencegah perang besar di wilayah kami, tetapi kami tidak akan ragu dalam mempertahankan rakyat dan kepentingan kami,” tulis Araqchi di platform media sosial X, sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin, 14 Oktober 2024.

Baca: Capres Kamala Harris Rayu Suara Komunitas Muslim AS yang sedang Marah soal Israel

Pengiriman pasukan militer AS ke Israel adalah langkah yang jarang terjadi, terutama mengingat kemampuan militer Israel yang cukup mumpuni untuk menangani ancaman eksternal. Biasanya, keterlibatan militer AS dalam mendukung pertahanan Israel terbatas pada latihan bersama atau bantuan dari luar negeri melalui kapal perang dan jet tempur.

Pentagon menegaskan bahwa pengiriman THAAD ini merupakan bagian dari “penyesuaian strategi yang lebih luas” untuk mendukung Israel dan melindungi personel AS di Timur Tengah dari ancaman Iran dan kelompok-kelompok yang didukung Iran.

Juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Patrick Ryder menyebut penempatan pasukan ini sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk menghadapi ancaman keamanan di kawasan tersebut.

THAAD adalah salah satu komponen utama dari sistem pertahanan udara berlapis milik AS. Sistem ini dirancang untuk menembak jatuh rudal balistik jarak pendek hingga menengah dengan akurasi tinggi.

Lockheed Martin, produsen senjata terbesar di Amerika, bertanggung jawab atas pembuatan dan integrasi sistem ini, sementara Raytheon, di bawah RTX, membangun radar canggihnya.

Baca: Israel dan Amerika Berencana Gempur Ladang Minyak Iran

Sistem THAAD terdiri dari enam peluncur truk yang masing-masing dilengkapi delapan interceptor serta radar yang sangat kuat. Pengoperasiannya membutuhkan sekitar 100 tentara. Pentagon mencatat bahwa terakhir kali THAAD ditempatkan di Israel adalah pada 2019, saat latihan militer di wilayah selatan negara tersebut.

Meski memberikan dukungan militer, pemerintahan Biden juga telah mengingatkan Israel agar berhati-hati dalam merespons serangan dari Iran. AS secara diam-diam telah mendorong Israel untuk menyesuaikan responsnya guna menghindari meluasnya konflik di kawasan.

Biden secara terbuka menyatakan keberatannya terhadap serangan Israel ke situs nuklir Iran atau infrastruktur energi negara tersebut, yang dapat memicu perang besar di Timur Tengah.

Hingga saat ini, belum ada informasi pasti mengenai waktu pengiriman THAAD ke Israel. Namun, keputusan ini diambil seiring meningkatnya ancaman dari Iran dan kelompok-kelompok bersenjata yang didukungnya, yang terus menyerang wilayah Israel.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.