Vaksin Covid-19 AstraZeneca Timbulkan Efek Samping Langka

Ilustrasi vaksin Covid-19. Foto: PEXELS

Ikhbar.com: Perusahaan biofarmasi global, AstraZeneca telah mengakui dalam dokumen pengadilan, untuk pertama kalinya, bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping yang langka.

Dikutip dari laman Telegraph.co.uk, raksasa farmasi ini menghadapi gugatan class action atas tuduhan yang mengaitkan vaksinnya, yang dikembangkan melalui kemitraan dengan Universitas Oxford, dengan kasus kematian dan cedera parah.

Baca: Covid-19 Bangkit Lagi, Baca Doa Ini agar Terhindar dari Penyakit Menular

Gugatan tersebut menyatakan bahwa vaksin ini memicu efek samping, dengan konsekuensi yang menghancurkan bagi beberapa keluarga. Kasus pertama, yang diajukan oleh Jamie Scott tahun lalu, menyoroti cedera otak permanen yang dideritanya setelah menerima vaksin, yang menyebabkan pembekuan darah dan pendarahan otak.

AstraZeneca membantah tuduhan tersebut, tetapi mengakui dalam pengajuan hukum yang diajukan ke Pengadilan Tinggi pada bulan Februari, bahwa vaksinnya dapat, dalam kasus yang jarang terjadi, menyebabkan Trombosis dengan Sindrom Trombositopenia (TTS).

TTS bermanifestasi sebagai pembekuan darah dan jumlah trombosit yang rendah. Dengan lima puluh satu kasus yang saat ini diajukan ke Pengadilan Tinggi, para penggugat dan kerabat yang berduka mencari ganti rugi yang diperkirakan mencapai £100 juta.

Pengakuan AstraZeneca itu, meskipun sebelumnya ditentang, berpotensi menghasilkan kompensasi untuk korban dan keluarganya, jika perusahaan mengakui vaksinnya sebagai penyebab penyakit serius, atau kematian dalam kasus tertentu.

Baca: Pesantren Terbukti Kebal dari Learning Loss Dampak Pandemi

Terlepas dari itu, perusahaan ini menyatakan bahwa kemanjuran vaksinnya tidak dilebih-lebihkan dan menyangkal adanya klaim cacat. Perusahaan menekankan bahwa keselamatan pasien tetap menjadi yang terpenting dan mengutip persetujuan regulasi untuk profil keamanan vaksin.

Mereka mengeklaim, studi independen telah memuji efektivitas vaksin buatannya dalam mengatasi pandemi, meskipun kemudian vaksin ini tidak lagi digunakan di Inggris karena risiko yang teridentifikasi.

Kendati Pemerintah membebankan ganti rugi kepada AstraZeneca, sejauh ini Pemerintah menolak untuk melakukan intervensi. Keluarga yang terkena dampak buruk vaksin mendorong kompensasi yang adil, dengan harapan pengakuan AstraZeneca akan mempercepat penyelesaian.

Namun, perusahaan dan pemerintah dikritik karena terkesan memperpanjang prosesnya, sehingga menutupi dampak yang ditimbulkannya terhadap kehidupan korban.

Ikuti dan Baca Artikel Kami Lainnya di GoogleNews.