Ikhbar.com: Embrio pada banyak spesies ikan ternyata memiliki kemampuan untuk menentukan kapan mereka akan menetas. Dengan kata lain, mereka dapat memilih “tanggal lahirnya” sendiri.
Sebuah hasil penelitian berjudul “A Transient Neurohormonal Circuit Controls Hatching in Fish (2024)” di Jurnal Science mengungkap proses kimia dan biologis yang memungkinkan hal tersebut terjadi. Para peneliti mampu menunjukkan bagaimana embrio menentukan waktu kelahirannya dengan mempertimbangkan faktor lingkungan yang optimal.
Dalam penelitian yang dilakukan pada Danio Rerio (telur ikan zebra) itu ditemukan bahwa pelepasan hormon thyrotropin-releasing hormone (Trh) dari embrio sangat penting dalam menghasilkan enzim yang mampu melarutkan dinding telur.
“Menetas adalah peristiwa kritis dalam sejarah kehidupan spesies ovipar (bertelur),” tulis para peneliti dalam jurnal tersebut, sebagaimana dikutip dari Science Alert, pada Sabtu, 7 Desember 2024.
Baca: Robot AI Berbulu Siap Gantikan Anjing dan Kucing sebagai Hewan Peliharaan
“Keputusan untuk menetas sering kali ditentukan secara hati-hati agar bertepatan dengan kondisi yang menguntungkan, sehingga meningkatkan peluang bertahan hidup pada tahap awal kehidupan,” tulis mereka.
Berbagai spesies ikan memiliki strategi dan pemicu menetas yang beragam. Sebagai contoh, ikan zebra biasanya menunggu hingga ada cahaya siang hari. Ikan badut dan halibut menetas saat malam tiba. Sementara itu, ikan California grunion menunggu sampai terbawa arus menuju laut.
Penelitian menemukan bukti mekanisme di balik penundaan waktu menetas tersebut. Pada ikan zebra, hormon Trh dialirkan ke kelenjar penetasan melalui aliran darah. Proses ini dikendalikan oleh sirkuit saraf yang terbentuk sesaat sebelum menetas dan menghilang setelah proses penetasan selesai.
Tidak hanya ikan zebra yang diteliti, para ilmuwan juga mempelajari Oryzias Latipes (ikan medaka), spesies yang memiliki hubungan evolusi jauh dengan ikan zebra. Kedua spesies ini telah berevolusi secara terpisah selama sekitar 200 juta tahun, tetapi proses penetasan yang dipicu oleh hormon Trh ditemukan serupa, meski terdapat perbedaan pada kelenjar penetasan, jenis enzim, dan periode embrionik.
“Dengan teknik imunostaining, kami mengamati bahwa seperti ikan zebra, embrio medaka juga membentuk sirkuit Trh sementara sebelum menetas, yang kemudian menghilang pada larva pascamenetas,” ungkap para peneliti.
Baca: Ilmuwan Sebut Hewan Ini Bisa Prediksi Bencana Alam, Dari Kambing hingga Anjing
Pada manusia dan mamalia lainnya, hormon Trh berfungsi mengontrol proses biologis penting, seperti detak jantung dan tingkat metabolisme. Menariknya, hormon neuroendokrin yang sama digunakan dengan cara berbeda pada ikan, yang menunjukkan adanya jalur evolusi yang semakin berbeda.
Para peneliti kini berencana untuk menyelidiki lebih jauh detail proses penetasan pada ikan zebra serta mencari kesamaan dan perbedaan pada spesies akuatik lainnya dengan strategi penetasan yang berbeda.
Perubahan iklim menjadi faktor lain yang juga menjadi perhatian untuk penelitian di masa mendatang. Dengan suhu dunia yang semakin meningkat, pemahaman tentang bagaimana suhu yang lebih tinggi memengaruhi pengambilan keputusan dalam proses menetas — yang telah berevolusi selama ratusan juta tahun — akan menjadi sangat penting untuk melestarikan spesies.
“Akan sangat menarik untuk menguji sejauh mana peran Trh dalam proses ini terjaga, serta mempelajari variasi struktur dan fungsi sirkuit penetasan pada spesies dengan strategi penetasan yang berbeda,” tulis para peneliti.