Ikhbar.com: Kekhawatiran terhadap dampak penggunaan gadget pada anak-anak terus meningkat. Kemunculan ponsel dengan harga terjangkau dianggap mempermudah orang tua untuk tetap terhubung dengan anak-anak mereka. Namun, di sisi lain, hal ini memicu perdebatan mengenai durasi pemakaian perangkat, keamanan digital, dan pengaruh media sosial.
Mengutip dari The Guardian, sejumlah negara tengah mencari solusi untuk mengatasi masalah ini, baik untuk diterapkan di lingkungan sekolah, maupun di rumah.
Baca: 63 Persen Gen Z Habiskan Waktu di Medsos selama 2024
Berikut adalah beberapa langkah yang telah diterapkan di berbagai negara:
Australia
Australia telah memperkenalkan undang-undang yang melarang anak di bawah 16 tahun menggunakan media sosial, termasuk platform populer seperti Snapchat, Instagram, Facebook, dan TikTok. Kebijakan ini bertujuan mendorong anak-anak untuk lebih banyak bermain di luar, dan menikmati masa kecil mereka tanpa terlalu tergantung pada layar ponsel.
Spanyol
Pemerintah Spanyol sedang merancang regulasi untuk menaikkan batas usia minimum pengguna media sosial dari 14 menjadi 16 tahun. Selain itu, gerakan akar rumput terus mendorong orang tua untuk menunda pemberian ponsel kepada anak-anak mereka hingga usia tersebut.
Prancis
Presiden Emmanuel Macron telah menerima laporan yang merekomendasikan pembatasan penggunaan ponsel bagi anak-anak di bawah usia 13 tahun, dan melarang akses ke media sosial hingga usia 18 tahun. Rekomendasi ini dilandasi kekhawatiran akan dampak negatif layar digital terhadap kesehatan fisik dan mental anak-anak.
Baca: ‘Brain Rot’ Masuk Oxford Word of the Year 2024, Maknanya Jadi Bodoh karena Konten Sampah
Italia
Italia telah memberlakukan larangan penggunaan ponsel dan tablet di ruang kelas untuk jenjang sekolah dasar dan menengah. Selain itu, wacana untuk membatasi kepemilikan ponsel bagi anak di bawah 14 tahun semakin mendapat dukungan.
Jerman
Di Jerman, meskipun sekolah tidak dapat sepenuhnya melarang keberadaan ponsel, penggunaannya bisa dibatasi selama jam pelajaran. Para politisi dan pakar kesehatan anak juga merekomendasikan agar ponsel pintar tidak diberikan kepada anak sebelum mereka berusia 11 tahun, mengingat dampaknya terhadap perkembangan kognitif mereka.