Perang Dagang tak akan Munculkan Pemenang, Kata PBB

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres. Foto: Anadolu

Ikhbar.com: Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres menyebut bahwa kebijakan proteksionisme dan perang dagang global yang tengah berlangsung hanya akan membawa kerugian bagi semua pihak. Ia menegaskan, tidak ada satu pun negara yang akan keluar sebagai pemenang dari ketegangan perdagangan internasional tersebut.

Pernyataan itu disampaikan Guterres pada Selasa, 8 April 2025 sebagai respons atas kebijakan tarif tinggi yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terhadap sejumlah mitra dagang utama AS seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan.

“Perang dagang adalah langkah yang sangat merugikan. Tidak ada pemenang dalam kondisi seperti ini, semua pihak berisiko mengalami kerugian,” ujar Guterres dikutip dari Sputnik-OANA pada Rabu, 9 April 2025.

Baca: Kebijakan Dagang Trump Diprediksi Beri Dampak di Indonesia, 50 Ribu Buruh Terancam PHK

Pernyataan tegas tersebut merespons langkah terbaru pemerintahan Trump yang baru saja menandatangani perintah eksekutif untuk memberlakukan tarif impor secara sepihak. Tarif tersebut diberlakukan dengan dalih melindungi industri domestik dan menjaga keamanan nasional AS.

Beberapa negara yang terkena imbas kebijakan tersebut di antaranya adalah Tiongkok dengan tarif sebesar 34%, Jepang 24%, dan Korea Selatan 25%.

Tak hanya itu, AS juga menetapkan bea masuk sebesar 25% untuk produk mobil, truk ringan, dan suku cadang kendaraan bermotor dari luar negeri. Trump menyebutkan bahwa langkah ini penting untuk menjaga sektor otomotif nasional dari serbuan produk asing yang dinilai merugikan produsen dalam negeri.

Namun, menurut Guterres, pendekatan semacam ini justru berpotensi memicu respons balasan dari negara-negara yang terdampak, memperbesar risiko eskalasi ketegangan ekonomi global.

Ia menggarisbawahi bahwa konflik dagang yang berlarut-larut bisa mengganggu kestabilan pasar, melemahkan pertumbuhan ekonomi dunia, dan memperburuk kondisi masyarakat di negara berkembang yang sangat bergantung pada perdagangan internasional.

“Dalam dunia yang saling terhubung seperti saat ini, kebijakan yang memicu fragmentasi ekonomi akan menciptakan hambatan baru bagi pembangunan berkelanjutan dan keadilan global,” katanya.

Ekonom dan analis global juga memperingatkan bahwa perang dagang tidak hanya berdampak pada harga barang konsumsi, tetapi juga dapat mengganggu rantai pasok internasional, memperlambat investasi, serta menciptakan ketidakpastian dalam perdagangan global.

Sementara itu, berbagai negara yang terdampak kebijakan tarif AS disebut tengah menyiapkan langkah balasan, baik berupa negosiasi ulang maupun kebijakan tarif serupa terhadap produk AS. Situasi ini berisiko menciptakan spiral konflik ekonomi yang sulit dikendalikan.

PBB sendiri telah mendorong dialog multilateral sebagai solusi terbaik untuk menyelesaikan ketegangan perdagangan. Guterres menegaskan bahwa kerja sama internasional, bukan konfrontasi, adalah kunci menciptakan stabilitas ekonomi global yang adil dan inklusif.

“Solusi terbaik hanya bisa dicapai melalui dialog terbuka dan komitmen bersama untuk menjaga sistem perdagangan global yang adil,” pungkasnya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.