Mufti Mesir Kagumi Kualitas Lulusan Pesantren Indonesia

Gedung utama Darul Ifta' Mesir. Dok DAR ALIFTA

Ikhbar.com: Penanggung jawab program pelatihan Darul Ifta’ Mesir, Syekh Robi’ mengapresiasi kualitas ulama muda dari berbagai pesantren di Indonesia. Mereka adalah para peserta pelatihan pembuatan fatwa.

Kementerian Agama (Kemenag) mengirim 50 ulama muda dari berbagai pesantren di Indonesia ke Mesir untuk mengikuti pelatihan pembuatan Fatwa. Program yang berlangsung dari 8 Februari — 8 Maret 2024 dibiayai dari Dana Abadi Pesantren Kementerian Agama berkolaborasi dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

“Ulama muda dari Indonesia yang berjumlah 50 orang, terbagi dalam dua kelas ini sangat istimewa. Keistimewaan itu salah satunya sering terjadi debat dalam setiap sesi. Mulai dari keragaman referensi kitab fikih dan ushul fiqih hingga topik-topik dalam setiap kupas kasus,” ujar Syekh Robi’ di Mesir, dikutip dari laman Kemenag, pada Ahad, 25 Februari 2024.

Tim Ditjen Pendis kunjungi Darul Ifta Mesir. Dok KEMENAG

Baca: Mesir Larang Sekolah Internasional Pungut Biaya Pakai Mata Uang Asing

Hal tersebut disampaikan Syekh Robi’ pada saat menerima kunjungan kerja Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Rohmat Mulyana bersama delegasi di kantor Darul Ifta’ Kairo Mesir.

Rohmat, mewakili Indonesia, mengaku tersanjung atas respons positif para mufti Mesir yang sudah membimbing selama pelatihan.

“Seleksi para ulama pesantren ini terbukti akan kualitasnya di depan para Mufti Darul Ifta’. Artinya juga bahwa ulama pesantren ini terbiasa dalam hal mencari solusi atas problem sosial dalam hukum Islam,” sebut Guru Besar Pendidikan Islam pada UIN Sunan Gunung Jati Bandung itu.

“Program di Darul Ifta’ ini salah satu program beasiswa non degree Dana Abadi Pesantren tahun 2023 yang dilaksanakan tahun 2024,” ujar Ketua PMO Dana Abadi Pesantren, Mahrus yang ikut mendampingi Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam.

Hal senada disampaikan Ketua rombongan peserta program, KH Anis Masduqi. Dia juga mendengar langsung apresiasi para pelatih saat di kelas.

“Kelas ulama pesantren hasil seleksi Kemenag ini memang terasa beda. Selain sangat aktif berdiskusi di kelas dan progresif dalam merespons kasus-kasus, juga sudah selesai dari sisi teknis keilmuan bahasa Arabnya,” ujar Gus Anis sapaan akrabnya yang juga alumni sarjana al-Azhar belasan tahun yang lalu.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.