Malas Kawin, Populasi Jepang Anjlok di Bawah 125 Juta Jiwa

Ilustrasi keluarga kecil di Jepang. Foto: FREEPIK

Ikhbar.com: Penurunan angka kelahiran di Jepang telah menjadi masalah serius. Terkait hal itu, Nippon Foundation melakukan Survei Kesadaran ke-4 terhadap 10.000 wanita pada Maret 2023.

Survei ini bertujuan untuk menilai pandangan wanita Jepang tentang membesarkan anak di tengah tantangan demografi ini.

Baca: Populasi Jepang Anjlok selama 2023

Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun 40% responden menyatakan keinginan untuk memiliki dua anak jika tidak ada kendala, satu dari lima wanita menyatakan tidak ingin memiliki anak sama sekali.

Ketika ditanya tentang tanggung jawab orang tua terhadap pertumbuhan anak, hampir 40% mengatakan bahwa tanggung jawab tersebut berlangsung hingga dewasa secara hukum.

Selain itu, lebih dari 40% menyatakan kekhawatiran tentang runtuhnya jaringan pengaman publik, termasuk sistem medis dan pensiun, akibat keuangan publik yang lemah, sebagai kekhawatiran terbesar mengenai masa depan anak-anak.

Harapan terhadap Badan Anak dan Keluarga yang baru didirikan berpusat pada penanggulangan kemiskinan anak dan penurunan angka kelahiran.

Mengenai peningkatan pengeluaran publik terkait anak-anak, mayoritas responden menolak berbagai langkah seperti menaikkan pajak konsumsi, meningkatkan kontribusi individu untuk biaya medis dan perawatan, serta menerbitkan obligasi pemerintah.

Baca: Seratusan Warga Jepang Antusias Belajar Islam ala Indonesia

Selain itu, data pemerintah terbaru mengungkapkan terus berlanjutnya penurunan populasi Jepang, dengan penurunan sebesar 595.000 individu, atau 0,48%, dari tahun sebelumnya, mencapai 124.352.000 jiwa per 1 Oktober 2023.

Ini menandai tahun ke-13 penurunan populasi berturut-turut. Populasi warga negara Jepang mengalami penurunan yang lebih tajam, turun sebanyak 837.000 individu atau 0,69%, menjadi 121.193.000 jiwa.

Hal lain yang mencolok, populasi individu berusia 75 tahun ke atas melampaui 20 juta jiwa untuk pertama kalinya, sementara populasi anak-anak berusia nol hingga 14 tahun mencapai titik terendah sejak pencatatan dimulai.

Dari 47 prefektur di Jepang, hanya Tokyo yang mengalami peningkatan populasi, menandai tahun kedua berturut-turut pertumbuhan bagi ibu kota tersebut.

Baca artikel kami lainnya di Google News.