Lukisan Berusia 51.200 Tahun Ditemukan di Indonesia

Hasil pindai lukisan gua atau gambar cadas tertua di Indonesia, dengan usia 51.200 tahun yang ditemukan oleh Tim Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bekerja sama dengan Griffith University dan Southern Cross University, Australia di Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan. Dok: ANTARA/BRIN.

Ikhbar.com: Tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bekerja sama dengan Griffith University dan Southern Cross University, Australia, berhasil menemukan lukisan gua atau gambar cadas tertua di Indonesia, yang diperkirakan berusia 51.200 tahun. Temuan ini berada di gua kapur Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan.

Lukisan tersebut menggambarkan sejumlah ilustrasi orang, anoa, dan babi.

Baca: Peneliti NU: Obat Tradisional Bukti Perkawinan Sains dan Kebudayaan

“Penemuan ini merupakan seni cadas pertama di Indonesia yang umurnya melampaui 50.000 tahun,” ujar Ketua Tim Penelitian dari BRIN, Adhi Agus Oktaviana, dikutip dari ANTARA, pada Sabtu, 6 Juli 2024.

Adhi menyatakan penemuan ini penting untuk memahami asal-usul seni paling awal. Ia menambahkan bahwa gambar anoa dan manusia menunjukkan upaya orang zaman dahulu dalam mengomunikasikan pesan bahwa anoa berbahaya, sehingga perburuan anoa dilakukan bersama-sama.

Pendapat lain menyebutkan bahwa gambar ini mungkin memiliki makna spiritual tertentu.

Temuan ini, menurut Adhi, mengindikasikan bahwa lukisan gua yang bersifat naratif merupakan bagian penting dari budaya seni manusia awal di Indonesia.

“Pada dasarnya, manusia sudah memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dalam bentuk cerita sejak lebih dari 51.200 tahun lalu. Namun, karena kata-kata tidak bisa menjadi fosil batu, yang tersisa hanyalah penggambaran dalam bentuk seni. Temuan di Sulawesi ini adalah bukti tertua yang bisa diketahui dari sudut pandang arkeologi,” jelasnya.

Penemuan ini telah dipublikasikan di jurnal sains terkemuka, Nature, menggunakan metode termutakhir, yaitu ablasi laser U-series (LA-U-series) di Griffith University dan Southern Cross University, untuk penanggalan akurat pada lapisan tipis kalsium karbonat, yang terbentuk di atas seni hias tersebut.

Adhi menekankan pentingnya penelitian atas lukisan gua atau gambar cadas karena membantu penelitian soal peradaban dan migrasi manusia purba. Penelitian dengan metode ekskavasi atau penggalian membutuhkan teknologi canggih dan biaya besar.

Baca: Madrasah Berusia 700 Tahun Disulap Jadi Pusat Kebudayaan Turki selama Ramadan

Pada kesempatan yang sama, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengapresiasi para peneliti atas temuan ini.

“Indonesia ini kaya akan peninggalan-peninggalan, dan bukan sekadar peninggalan, tapi juga bukti autentik kekayaan budaya dan peradaban kita semua di Indonesia,” ucap Laksana.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.