Ikhbar.com: Sedikitnya 51 warga Palestina dilaporkan tewas dan lebih dari 200 lainnya terluka saat menunggu kedatangan truk bantuan makanan di Khan Younis, Gaza selatan, pada Selasa, 17 Juni 2025.
Informasi ini disampaikan Kementerian Kesehatan Gaza dan pihak Rumah Sakit Nasser.
Saksi mata menyebut pasukan Israel lebih dulu melancarkan serangan udara ke sebuah rumah sebelum melepaskan tembakan ke arah kerumunan.
Baca: PBB: Israel Gunakan Bantuan Makanan sebagai Mesin Pembunuh
“Itu pembantaian,” kata saksi mata, Yousef Nofal, dikutip dari The Guardian, pada Selasa, 17 Juni 2025.
“Mereka terus menembaki orang-orang yang berusaha melarikan diri,” lanjutnya.
Saksi lainnya, Mohammed Abu Qeshfa, mengaku selamat secara ajaib setelah mendengar ledakan keras, disusul tembakan dan tembakan tank. Korban dibawa ke Rumah Sakit Nasser.
Samaher Meqdad, yang mencari dua saudara laki-laki dan keponakannya di rumah sakit itu, tak kuasa menahan tangis.
“Kami tidak butuh tepung, tidak butuh makanan. Mengapa mereka menembaki anak-anak muda? Bukankah kami juga manusia?” ujar Meqdad.
Sejak bulan lalu, warga Palestina menyebut pasukan Israel beberapa kali melepaskan tembakan ke kerumunan yang mengantre bantuan dari Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga kontraktor bantuan yang didukung Amerika Serikat (AS) dan Israel. Puluhan tewas, ratusan terluka.
Militer Israel mengeklaim hanya melepaskan tembakan peringatan terhadap mereka yang mendekati pasukan dengan cara mencurigakan.
Baca: Israel ‘Lockdown’ Tepi Barat di Tengah Serangan ke Iran
Namun, sistem bantuan baru ini menuai kritik dari lembaga PBB dan organisasi kemanusiaan karena dianggap melanggar prinsip kemanusiaan, dan memungkinkan Israel mengontrol akses terhadap bantuan.
PBB memperingatkan potensi kelaparan massal di Gaza, wilayah yang dihuni sekitar dua juta jiwa.
Sejak Israel melancarkan serangan ke Gaza pada Oktober 2023 untuk menggempur Hamas, lebih dari 55.300 warga Palestina tewas, lebih dari setengahnya perempuan dan anak-anak. Angka tersebut tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.