Kebakaran Hutan di AS Hanguskan Ribuan Rumah, 10 Orang Tewas

Kebakaran Eaton membakar halte bus di Altadena, California, pada hari Rabu. Foto: AP/Ethan Swope.

Ikhbar.com: Kebakaran hutan dahsyat di Los Angeles, Amerika Serikat (AS). menewaskan sedikitnya 10 orang, dan menghancurkan hampir 10.000 bangunan. Sementara itu, lima titik api utama terus berkobar hingga memasuki malam ketiga.

Dua kebakaran terbesar di Palisades di kawasan Santa Monica-Malibu, dan Kebakaran Eaton di dekat Pasadena, tercatat sebagai yang paling merusak dalam sejarah kota ini. Peristiwa ini melahap lebih dari 34.000 acre atau setara 13.750 hektar lahan.

Baca: 629 Kebakaran Hutan Landa Indonesia selama 2024

Sheriff Los Angeles County, Robert Luna, mengatakan pada konferensi pers sebelumnya, bahwa dia memperkirakan jumlah tersebut akan bertambah.

“Sepertinya bom atom dijatuhkan di wilayah ini. Saya tidak mengharapkan kabar baik, dan kami tidak menantikan angka tersebut,” kata Luna, dikutip dari Reuters, pada Jumat, 10 Januari 2025.

Kondisi ini diperburuk angin kencang dari gurun yang mempercepat penyebaran api. Meskipun dukungan udara sempat berhasil dilakukan saat angin mereda, situasi kembali memburuk ketika angin menguat lagi pada malam hari.

Peringatan bendera merah yang menandai risiko kebakaran ekstrem, diperkirakan berlaku hingga Jumat sore. Kondisi tersebut membuat upaya pengendalian semakin sulit.

Presiden Joe Biden menetapkan bencana ini sebagai bencana besar. Pemerintah berkomitmen untuk menanggung 100% biaya pemulihan selama 180 hari ke depan melalui pemerintah federal.

Di tengah krisis ini, sejumlah selebriti Hollywood terpaksa mengungsi, sementara kualitas udara yang memburuk memaksa banyak sekolah ditutup.

Baca: Suhu Bumi Melonjak Lebih Panas ketimbang Tahun Lalu

Kerusakan akibat kebakaran diperkirakan mencapai antara $135 hingga $150 miliar (Rp1.950 hingga Rp2.250 triliun), dan memperberat beban biaya asuransi bagi warga yang terdampak.

Upaya pemadaman terus dilakukan dengan dukungan pesawat pemadam kebakaran dari Kanada, dan bantuan personel dari beberapa negara bagian AS lainnya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.