Iran Ancam Tutup Selat Hormuz, Harga Minyak Melonjak

Korps Garda Revolusi Iran menaiki kapal tanker berbendera Inggris, Stena Impero, di Selat Hormuz. Foto: AFP

Ikhbar.com: Parlemen Iran menyetujui rencana penutupan Selat Hormuz, sebagai respons serangan Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran.

Selat yang memisahkan Oman dan Iran ini menjadi titik vital bagi energi global, dengan dilintasi sekitar 20 juta barel minyak mentah dan 20% perdagangan LNG dunia setiap hari.

Baca: AS Campur Tangan Perang Israel vs Iran, PBB: Dunia Terancam!

Analis geopolitik Arab Saudi, Salman Al-Ansari, menyebut Selat Hormuz sebagai “arteri energi global” yang jika diblokade akan memicu krisis ekonomi besar.

Hanya ancaman blokade saja sudah membuat harga minyak Brent naik dari Rp1,13 juta ke Rp1,22 juta per barel dalam sehari.

Blokade Selat Hormuz diyakini akan memicu respons militer dari AS dan Inggris. Namun, di tengah tekanan ekonomi dan eksistensial, langkah drastis dari Iran tak bisa dikesampingkan.

Ekonom Lebanon, Jassem Ajaka, memperkirakan harga bisa melonjak hingga lebih dari Rp1,64 juta jika penutupan terjadi.

“Minyak adalah komoditas strategis. Kenaikan harganya akan mendorong inflasi global karena menyentuh 95% produk lain,” ujarnya, dikutip dari Arab News, pada Senin, 23 Juni 2025.

Asia diprediksi jadi kawasan paling terdampak. Sekitar 84% pasokan minyak dari selat ini mengalir ke Tiongkok, India, Jepang, dan Korea Selatan.

Tiongkok sendiri sangat bergantung pada jalur ini untuk hampir separuh impor minyaknya.

Baca: Israel Serang Fasilitas Pengembangan Nuklir Iran

Meski Arab Saudi dan Unu Emirat Arab (UEA) memiliki jalur pipa alternatif, kapasitasnya hanya mampu mengalihkan 2,6 juta barel per hari, jauh dari volume normal Hormuz.

Iran sendiri sejatinya juga menggantungkan ekspor minyaknya lewat jalur ini. Namun, ancaman blokade tetap dilontarkan jika kepentingan nasionalnya terganggu.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.