Ikhbar.com: Kementerian Agama (Kemenag) akan mulai memberangkatkan jemaah haji Indonesia ke Arafah pada 8 Zulhijah 1446 H atau 4 Juni 2025. Langkah ini menandai dimulainya rangkaian puncak ibadah haji.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, menegaskan bahwa berbagai skema telah disiapkan guna memastikan seluruh jemaah terangkut tanpa ada yang tertinggal.
“Jangan sampai ada yang tercecer, bahkan terabaikan,” ujarnya di Makkah, pada 2 Juni 2025.
Terdapat tiga skema pergerakan jemaah yang telah disusun. Pertama, skema reguler yang akan diikuti oleh sekitar 136 ribu jemaah atau 67 persen dari total jemaah haji Indonesia.
Mereka akan bergerak dari Makkah ke Arafah untuk wukuf, dilanjutkan ke Muzdalifah untuk mabit, dan kemudian menuju Mina untuk melanjutkan mabit hingga 12 atau 13 Zulhijah.
Baca: Kemenag Jelaskan Hukum Murur dan Tanazul Haji 2025
Skema kedua adalah Murur, yakni jemaah akan langsung melintasi Muzdalifah tanpa turun dari bus setelah wukuf di Arafah, lalu langsung menuju Mina. Sekitar 60 ribu jemaah, atau 33 persen, akan mengikuti pola ini.
Sementara itu, skema ketiga adalah Tanazul, ditujukan bagi sekitar 37 ribu jemaah yang akan kembali ke hotel setelah melempar jumrah pada 10 Zulhijah.
Mereka tidak kembali ke tenda Mina, melainkan akan datang kembali ke Jamarat pada hari-hari tasyrik untuk melempar jumrah berikutnya. Skema ini diterapkan bagi jemaah yang menginap di wilayah Syisyah dan Raudhah.
Hilman menjelaskan bahwa penerapan Murur dan Tanazul bertujuan untuk mengurai kepadatan di Muzdalifah dan Mina. Kedua skema ini telah melalui kajian mendalam dan dipastikan tetap sesuai dengan ketentuan syariat.
Bagi jemaah lansia, penyandang disabilitas, dan yang memiliki komorbid, Kemenag menerapkan Safari Wukuf Khusus.
Mereka akan mendapatkan pengawalan tenaga medis, pendamping ibadah, serta disediakan hotel transit untuk memastikan ibadah berjalan aman dan layak.
Baca: Amirulhajj Minta Jemaah Haji Fokus Persiapan Wukuf
Lebih lanjut, Hilman merinci bahwa pergerakan jemaah dari Makkah ke Arafah akan dibagi dalam tiga trip. Pada 9 Zulhijah atau 5 Juni 2025, seluruh jemaah ditargetkan sudah berada di Arafah untuk melaksanakan wukuf.
Setelah itu, mereka akan bergerak ke Muzdalifah mulai pukul 19.00 WAS. Jemaah yang menggunakan skema reguler akan mabit di Muzdalifah dan dilayani bus dengan sistem taraddudi (bolak-balik) hingga menjelang Subuh, untuk selanjutnya menuju Mina.
Setelah mabit di Mina, jemaah yang memilih nafar awal dan nafar tsani akan diberangkatkan kembali ke Makkah secara bertahap.
Semua pergerakan ini, menurut Hilman, disesuaikan dengan kapasitas layanan syarikah dan kondisi lapangan. Ia juga mengajak masyarakat Indonesia untuk mendoakan kelancaran ibadah jemaah.
“Agar jemaah haji Indonesia diberikan kekuatan dan kemudahan dalam menuntaskan ibadahnya, dan pulang ke Tanah Air sebagai haji yang mabrur, yang manfaatnya terasa sepanjang umur, untuk diri, keluarga, dan bangsa,” pungkasnya.