Ikhbar.com: Ilmuwan genetika akhirnya menemukan penyebab genetik warna oranye pada kucing domestik, Setelah 60 tahun pencarian.
Mengutip dari Science Alert, pada Sabtu, 19 April 2025, penelitian dari Universitas Stanford dan Universitas Kyushu mengungkap bahwa ekspresi berlebih gen Arhgap36 menjadi kunci utama munculnya warna bulu oranye.
Tim yang dipimpin Greg Barsh dari Stanford mendapati bahwa, gen Arhgap36 diekspresikan 13 kali lebih tinggi pada kulit “kucing oyen” alias kucing berwarna jingga. 
Hal ini dipicu oleh hilangnya segmen DNA sepanjang 5 kilobase di area non-pengkode gen tersebut, tepatnya di wilayah sebelum gen itu dimulai.
Baca: Cina Dilanda Demam Kloning Kucing, Percaya Piaraannya Bisa Hidup Abadi
Kondisi tersebut muncul pada semua kucing oranye dalam database 188 ekor yang diteliti, termasuk 145 kucing oranye, 6 calico/tortoiseshell, dan 37 non-oranye.
Gen ini berada di kromosom X, yang menjelaskan mengapa kucing jantan lebih sering berwarna oranye, sementara betina cenderung punya pola bercorak seperti calico (pola tiga warna).
Kucing betina, dengan dua kromosom X, bisa mengekspresikan dua versi gen sekaligus, menghasilkan kombinasi warna yang unik.
Baca: Penelitian Ini Ungkap Cara Berbicara dengan Kucing
Tim dari Universitas Kyushu yang dipimpin Hidehiro Toh menyimpulkan hal serupa. Mereka mencatat bahwa ekspresi tinggi Arhgap36 menekan gen pembentuk pigmen warna gelap (eumelanin), sehingga warna bergeser ke pheomelanin yang berwarna merah hingga kuning.
Meski kucing oranye sering diasosiasikan dengan kelucuan dan stereotip “bodoh“, tak ada bukti ilmiah yang menghubungkan warna bulu dengan kecerdasan.
Gen Arhgap36 memang bisa menyebabkan masalah perkembangan pada spesies lain jika tidak seimbang, tetapi pada kucing oranye, ekspresi berlebih itu terbatas pada sel pigmen saja.
