Ikhbar.com: Mantan Menteri Agama (Menag) KH Yaqut Cholil Qoumas dipercaya menjabat sebagai Direktur Eksekutif lembaga kemanusiaan Institute for Humanitarian Islam yang baru saja diluncurkan pada Senin, 4 November 2024 malam.
Lembaga yang didirikan untuk mendorong dan menebarkan pemahaman, kasih sayang, dan aksi dalam menghadapi tantangan kemanusiaan di dunia itu diresmikan di JW Marriot, Jakarta Selatan.
Institute for Humanitarian Islam diluncurkan langsung oleh Menteri Agama, RI Prof KH Nasaruddin Umar, didampingi Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf.
“Peluncuran lembaga kemanusiaan ini mengingatkan akan ajaran mendalam Islam yang menekankan kasih sayang, empati, dan tanggung jawab terhadap sesama,” ujar Gus Yaqut dikutip dari Antara pada Selasa, 5 November 2024.
Baca: Kemenag Janji Rekrutmen Petugas Haji 2025 Profesional dan Transparan
Ia menjelaskan, tujuan didirikannya institut ini yakni untuk prinsip-prinsip toleransi dan kasih sayang. Sejumlah program yang dicanangkan antara lain dengan menyediakan platform untuk pendidikan, dialog, dan kolaborasi.
“Kami bertekad untuk memberdayakan individu dan komunitas dalam upaya kemanusiaan yang berakar pada nilai-nilai Islam,” katanya.
Ia mengajak semua pihak untuk menjelajahi solusi inovatif untuk mewujudkan kasih sayang dan perdamaian di Indonesia. Hal itu dapat dilakukan dengan bersama dalam mengurangi penderitaan, mempromosikan keadilan, dan membangun jembatan pemahaman antar berbagai komunitas.
Gus Yaqut menekankan bahwa dalam memimpin lembaga tersebut pihaknya akan berkomitmen terhadap keunggulan dan inklusivitas akan menjadi panduan dalam setiap langkah akan diambil.
“Institute for Humanitarian Islam sangat menantikan partisipasi masyarakat dalam setiap upaya yang memberikan dampak positif di dunia ini,” ucap dia.
Untuk itu, ia mengajak masyarakat untuk bersama menebar kasih sayang dan tekad yang kuat melalui lembaga yang dipimpinnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf menjelaskan bahwa wacana Humanitarian Islam pertama kali diperkenalkan pada 2017 lalu. Wacana tersebut terbesit dalam konferensi yang digelar di Ponpes Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, Jawa Timur.
“Kami waktu itu menghadirkan narasumber dari berbagai negara yang kemudian melahirkan deklarasi Gerakan Pemuda Ansor tentang Islam untuk kemanusiaan,” kata sosok yang akrab disapa Gus Yahya itu.
Ia menilai, Indonesia memiliki banyak keragaman. Meski begitu, uniknya negeri ini mampu menyajikan pemandangan yang harmonis di tengah perbedaan.
Atas dasar itulah ia yakin Indonesia sangat pantas mengklaim bahwa unity of diversity sungguh-sungguh telah terwujud di dalam kehidupan berkuasa masyarakat.
Gus Yahya juga yakin keberhasilan Indonesia ini cukup berharga untuk disumbangkan ke tengah-tengah masyarakat internasional. Harapannya bisa menjadi inspirasi untuk menemukan jalan keluar dari berbagai macam masalah internasional yang berkaitan dengan konflik.
“Mudah-mudahan nanti ini akan mewujudkan peradaban global yang sungguh-sungguh adil dan harmonis,” kata Gus Yahya.
Sementara itu, Menteri Agama Prof. KH Nasaruddin Umar berharap, Institute for Humanitarian Islam ini ke depannya bisa meningkatkan indeks kualitas keberagaman di Indonesia.
“Inilah harapan kami dan harapan kita semuanya. Semoga peluncuran institut yang kita lakukan pada hari ini akan mengangkat indeks kualitas keberagaman, kualitas kemanusiaan kita semuanya, khususnya bangsa Indonesia,” kata Menag.