Ikhbar.com: Seorang dokter dari Yordania, Aseel al-Jallad mengisahkan pengalamannya ketika bertugas di Jalur Gaza, Palestina beberapa minggu terakhir. Kini, ia telah kembali ke ibukota Yordania, Amman.
Dokter spesialis kebidanan dan ginekologi itu menceritakan bahwa perempuan di Gaza harus menahan rasa sakit yang luar biasa saat melahirkan. Pasalnya, di sana tidak ada obat penghilang rasa sakit dan peralatan yang memadai.
“Melahirkan di Jalur Gaza dilakukan tanpa obat bius, peralatan, atau obat-obatan lainnya. Kepedihan dialami seluruh perempuan di Gaza. Hebatnya, mereka tetap tenang dan tangguh. Air mata juga jatuh tanpa suara saat melahirkan,” ujar dia dikutip dari Roya Jordan’s dan Middle East pada Senin, 22 April 2024.
dr. al-Jallad mengisahkan, salah satu ibu saat melahirkan mengatakan, “Saya ingin memiliki lebih banyak anak laki-laki sehingga kami dapat menggantikan mereka yang terbunuh.”
Baca: AS Gagalkan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB
Menurutnya, kelahiran di Jalur Gaza adalah keajaiban yang nyata. Dia mencatat saat ini ada sekitar 55.000 hingga 60.000 perempuan hamil di Jalur Gaza.
“Semuanya hidup dalam kondisi sulit karena kekurangan obat-obatan dan makanan,” katanya.
dr. al-Jallad juga mengisahkan pengalamanya menjalani Ramadan di Jalur Gaza. Dia merasa dihormati oleh masyarakat setempat yang memberinya makan.
“Mereka juga memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan meskipun kemampuan mereka terbatas,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua komite media Asosiasi Medis Yordania, Hazem al-Qarala, mengungkapkan, 20 dokter Yordania memasuki Jalur Gaza dalam beberapa hari terakhir.
“Mereka ditugaskan untuk mendukung dan membantu masyarakat Jalur Gaza yang sedang menghadapi agresi yang telah berlangsung hampir 200 hari,” tandasnya.