Ikhbar.com: Amerika Serikat (AS) menghentikan langkah Palestina untuk menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis, 18 April 2024. Negeri Paman Sam tersebut dengan tegas memberi veto di Dewan Keamanan (DK) PBB.
Dalam forum tersebut, 15 anggota DK PBB berkumpul di New York untuk mengambil suara terakhir draf resolusi yang diajukan Aljazair.
Dikutip dari Anadolu Agency, keanggotaan itu kemudian diblok karena veto AS, meski 12 suara menyetujuinya dan dua memilih abstain.
Sebelum pemilihan suara, wakil Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama menilai sudah waktunya Palestina mengambil tempat yang selayaknya di tengah komunitas bangsa-bangsa.
Selain itu, kata dia, mengupayakan keanggotan di PBB adalah ekspresi mendasar dari penentuan nasib sendiri.
“Hari ini, seruan sejarah kembali bergema, dan merupakan kehormatan bagi saya untuk mengajukan rekomendasi kepada dewan untuk mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB,” katanya dikutip pada Sabtu, 20 April 2024.
“Ini adalah langkah penting untuk memperbaiki ketidakadilan yang sudah berlangsung lama,” imbuhnya.
Baca: Israel Larang Kristen Palestina Rayakan Paskah di Yerusalem
Sementara dikutip dari Al Arabiya, AS menyebut negara Palestina merdeka harus didirikan melalui perundingan langsung antara Israel dan Otoritas Palestina, bukan melalui keputusan PBB.
Palestina mengutuk penolakan yang dilakukan AS. Mereka menyebut bahwa veto tersebut tidak adil, tidak etis, dan tidak dapat dibenarkan.
Palestina sendiri telah diterima sebagai negara pemantau pada Majelis Umum PBB pada 2012, memperbolehkan perwakilannya untuk berpartisipasi dalam debat dan organisasi PBB. Meski begitu, Palestina tak memiliki hak untuk ikut dalam pemungutan suara.
Berdasarkan piagam PBB, negara yang diberikan keanggotaan PBB ditentukan Majelis Umum berdasarkan rekomendasi dari Dewan Keamanan.
Sejak perang di Gaza, yang telah membunuh puluhan ribu warga Palestina oleh serangan Israel, AS menunjukkan dukungan tanpa henti ke negara Zionis itu.
Sejumlah draft resolusi DK PBB yang menginginkan gencatan senjata dan penghentian serangan Israel berulang kali diveto oleh AS.
AS juga meneruskan memberikan bantuan militer ke Israel, dengan dalih negara Zionis itu memilih hak untuk melindungi diri, meski warga sipil Palestina di Gaza yang menjadi korban.
Berikut sikap 15 anggota DK PBB terkait keanggotaan penuh Palestina:
Mendukung
1. Aljazair
2. Mozambik
3. Sierra Leone
4. Guyana
5. Ekuador
6. Rusia
7. China
8. Prancis
9. Slovenia
10. Malta
11. Jepang
12. Korsel
Menolak
1. Amerika Serikat
Abstain
1. Inggris
2. Swiss
Tanggapan Pemerintah Indonesia
Langkah AS yang menggagalkan Palestina menjadi anggota penuh PBB disesali Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI. Mereka menyebut bahwa veto tersebut telah mengkhianati aspirasi bersama untuk menciptakan perdamaian jangka panjang di wilayah Timur Tengah.
Baca: Jumlah Masjid di Amerika makin Banyak
“Indonesia sangat menyesalkan kegagalan DK PBB untuk kesekian kalinya dalam mengesahkan resolusi mengenai keanggotaan penuh Palestina di PBB, dikarenakan veto oleh salah satu Anggota Tetap DK PBB,” tulis Kemlu RI melalui akun resmi X pada Jumat, 19 April 2024.
Di sisi lain, RI kembali menegaskan akan terus mendukung agar Palestina resmi menjadi anggota penuh PBB agar kedudukannya setara dengan negara lain.
“Veto ini sekali lagi mengkhianati aspirasi bersama untuk menciptakan perdamaian jangka panjang di Timur Tengah,”ujarnya.
“Indonesia menegaskan kembali dukungannya terhadap keanggotaan penuh Palestina di PBB, yang akan memberikan Palestina kedudukan yang patut di antara negara-negara dan kedudukan yang setara dalam proses perdamaian menuju pencapaian solusi dua negara,” sambungnya.