Ikhbar.com: Menteri Agama (Menag) Prof. KH Nasaruddin Umar meminta Pemerintah Mesir untuk lebih banyak lagi mengirimkan guru Bahasa Arab ke Indonesia.
Hal itu disampaikan Prof. Nasar kepada Menteri Wakaf Mesir, Usamah Sayyid Azhar saat berkunjung ke Kantor Pusat Kementerian Agama (Kemenag) RI, Jakarta pada Selasa, 22 Oktober 2024.
Prof. Nasar mengatakan, saat ini pihaknya hanya dikirim 20 guru bahasa Arab per tahunnya. Ia berharap ke depan Pemerintah Mesir bisa mengirimkan setidaknya 200 guru setiap tahunnya.
“Kami punya pondok pesantren lebih dari 20 ribu. Nah, kalau bisa setiap pondok pesantren itu punya pengajar bahasa Arab dari Mesir. Dengan pengetahuan bahasa Arab itu otomatis akan memperkuat akidah Islam,” ujar Prof. Nasar dikutip dari laman Kemenag pada Rabu, 23 Oktober 2024.
Baca: Menag: Bangsa Indonesia Harus Terima Kasih kepada Santri
“Banyak negara Arab yang lain mengenal kami dan kami kenal, tapi tracing point kami ke Mesir. Karena persambungan budaya, culture, dan ideologi, Mesir dengan Indonesia itu lebih dekat daripada negara-negara yang lain,” imbuhnya.
Usulan Menag tersebut disambut baik Menteri Wakaf Mesir, Usamah Sayyid Azhary. Tidak hanya 200 guru, pihaknya menegaskan siap mengirimkan 2.000 guru Bahasa Arab setiap tahunnya ke Indonesia.
“Saya punya keinginan yang lain. Bukan hanya dari 20 menjadi 200, tapi menjadi 2.000. Ini tujuan yang bisa kita wujudkan dalam jangka pendek. Kita bukan hanya kirim dari 20 menjadi 200, tapi 20 menjadi 2.000,” ujar Usamah.
Usamah mengaku, pihaknya akan memasukkan usulan tersebut ke dalam program prioritas kerja sama. Hal itu dilakukan demi syiar Bahasa Arab tersebar lebih luas lagi.
“Di sisi lain, ini juga bisa untuk memperkuat ajaran Wasatiyah sebagai panduan. Jadi di satu sisi bisa mengambil dari luar, tapi di sisi yang lain bisa mempertahankan identitas kepribadian kebudayaan Indonesia,” katanya.
Ia mengaku, sebelum lawatannya ke Indonesia, Pemerintah Mesir telah melaunching program yang berguna bagi para da’i dan imam di Indonesia. Upaya tersebut dilakukan agar lebih memberikan perhatian tinggi terhadap bahasa Arab.
“Program ini bertujuan agar anak-anak muda yang sangat bergantung kepada media sosial bisa memiliki ketertarikan secara khusus dengan bahasa Arab,” tandasnya.